Ahad 07 Jan 2018 22:48 WIB

Anies Sebut Pendapatan 3 Juta Warga DKI di Bawah Rp 1 Juta, Ini Kata BPS

Rep: Masalamil Huda/ Red: Budi Raharjo
Pemukiman kumuh warga miskin (ilustrasi)
Foto: Pandega/Republika
Pemukiman kumuh warga miskin (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA -- Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) DKI Jakarta Thoman Pardosi mengatakan, ketimpangan sosial yang terjadi di ibu kota masih cukup tinggi. Data terakhir BPS, September 2017, menunjukkan angka gini ratio atau ketimpangan di DKI di atas 0,4.

"Kalau ketimpangan gini ratio 0,409," kata dia saat dihubungi Republika, Ahad (7/1).

Sebelumnya, Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan mengatakan, sebanyak tiga juta penduduk Jakarta berpendapatan di bawah Rp 1 juta. Namun, Thoman mengaku, BPS tidak menyurvei terkait pendapatan. Survei gini ratio didasarkan pada pengeluaran atau konsumsi.

Dia mengatakan, angka penduduk DKI di bawah garis kemiskinan sebesar 3,78 persen. Prosentase warga di garis kemiskinan itu, kata dia, kurang lebih sebanyak 393 ribu orang. Ia menjelaskan, angka di bawah garis kemiskinan jika pengeluaran di bawah Rp 578 ribu per kapita bulan. "Jadi kita tidak pernah mengukur pendapatan, adanya pengeluaran atau konsumsi," katanya.

Angka gini ratio sebesar 0,409 ini turun sebesar 0,004 poin dibandingkan dengan gini Ratio pada Maret 2017 yakni sebesar 0,413. Namun, jika dibandingkan dengan gini ratio pada September tahun lalu, gini ratio September 2017 masih lebih tinggi 0,012 poin atau sebesar 0,397.

Sebelumnya, Anies mengatakan, jurang ketimpangan di DKI saat ini sangat menganga. Anies mengatakan jutaan warga di Jakarta berpendapatan tak lebih dari Rp 1 juta per bulan. "Dari data statistik yang ada, lebih dari tiga juta orang berpendapatan di bawah Rp 1 juta," kata dia.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement