Sabtu 06 Jan 2018 22:43 WIB

Ridwan Kamil, PDIP, dan Opsi Ketiga

Wali Kota Bandung Ridwan Kamil bersama Ketua Bappilu PDIP Bambang DH usai melakukan pertemuan di Kantor DPP PDIP, Jakarta, Rabu (3/1).
Foto: Republika/Prayogi
Wali Kota Bandung Ridwan Kamil bersama Ketua Bappilu PDIP Bambang DH usai melakukan pertemuan di Kantor DPP PDIP, Jakarta, Rabu (3/1).

REPUBLIKA.CO.ID

Oleh: Umar Mukhtar, Ali Mansur

Ridwan Kamil bak gadis cantik yang diperebutkan banyak pria pada Pilgub jabar 2018. Belum selesai perebutan menjadi pendamping apakah dari PPP atau PKB, kini PDIP membuka ruang lebar bagi masuknya Emil --sapaan akrab wali kota Bandung itu-- untuk maju, bersanding dengan kader partai berlambang banteng itu.

Emil pun sudah menyambangi kantor DPP PDIP di Jl Diponegoro, Menteng, pada Rabu (3/1) siang. Ketua DPP PDIP Andreas Hugo Pareira, menyatakan PDIP siap memenangkan Emil sebagai gubernur Jawa Barat bersama partai koalisi lain yang terlebih dahulu mengusungnya, yakni Nasdem, Hanura, PPP, dan PKB.

Siapa wakilnya, belum diputuskan. PDIP menyebut nama Anton Charliyan, mantan kapolda Jabar, sebagai calon wagub Emil. Ada opsi juga Anton yang menjadi cagub, namun mengingat elektabilitas yang rendah dan belum dikenal luas, pilihan cagub tetap jatuh pada Emil.

Pilihan PDIP kepada Emil jika benar terwujud sebetulnya tidak mengejutkan. Pertama, seperti diungkapkan Wakil Sekjen PDIP Eriko Sotarduga, PDIP memang memiliki tiga opsi dalam Pilgub Jabar ini, yang opsi ketiga berisi kemungkinan mengusung Ridwan Kamil sebagai calon mereka.

PDIP sejak lama membuka peluang bagi Ridwan Kamil untuk berkoalisi jika ada komunikasi dari yang bersangkutan. Opsi ketiga inilah yang tampaknya akan dipilih Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri pada Pilgub Jabar untuk menghadapi dua pasangan lain, yakni duo Deddy Mizwar-Dedi Mulyadi dan Sudrajat-Ahmad Syaikhu.

Dua opsi lainnya tampaknya bakal ditinggalkan PDIP. Opsi pertama, PDIP akan mengusung calon sendiri mengingat 20 kursi DPRD sudah memenuhi syarat. Opsi kedua, mengajak partai lain yang belum pasti untuk berkoalisi dan bersama menentukan calon.

Sekjen PDIP Hasto Kristiyanto menegaskan PDIP belum menyebut nama pada Pilgub Jabar. Nama-nama yang beredar saat ini, kata dia, tidak mencerminkan pilihan PDIP.

Namun Hasto mengatakan, kehadiran Emil di kantor DPP PDIP sebagai hal yang positif. "Karena di dalam proses untuk mencari pemimpin sebagai tanggung jawab PDIP bagi Jawa Barat kami membuka ruang dialog," kata Hasto.

Hasto mengaku secara informal Emil beberapa kali mencoba menyampaikan kepadanya untuk meminta dukungan PDIP untuk mengusungnya. Siapa pastinya cagub PDIP untuk Jabar, Hasto mengatakan akan diumumkan pada Ahad (7/1). Ada enam

pasangan calon gubernur dan calon wakil gubernur yang akan disampaikan ketua umum di Kantor DPP PDIP.

Hasto menjelaskan cagub/cawagub enam provinsi yang akan diumumkan besok di antaranya Jawa Barat, Jawa Tengah, Sumatra Utara, Sumatra Selatan, dan Kalimantan Timur.

Pilihan tepat untuk Pilpres 2017

Direktur Populi Center Usep S Ahyar menyatakan dukungan PDIP kepada Ridwan Kamil memberikan timbal balik yang sangat menguntungkan untuk kedua belah pihak. Dukungan PDI Perjuangan lebih matang untuk mewujudkan Ridwan Kamil menang di Pilgub Jabar 2018. Kemudian sosok RK juga dapat membantu PDI Perjuangan pada Pilpres 2019 mendatang.

"Jika ingin selamat di 2019, PDI Perjuangan harus bisa mengamankan Pilkada 2018. Semua partai juga menyiapkan Pilkada ini untuk Pilpres 2019," jelas Ahyar.

Sosok Ridwan Kamil diyakini mampu mendongkrak perolehan suara PDIP di Jawa Barat. Sama seperti yang pernah dialami Partai Keadilan Sejahtera (PKS) ketika menang di Pilgub Jabar 2013 saat mengusung Ahmad Heryawan.

Ahyar menganggap PDI Perjuangan melakukan kesalahan besar jika tidak mengusung Ridwan Kamil dan menyerahkan kemenangan Pilpres 2019. PDIP tentu berkepentingan untuk memenangi Pilpres 2019 demi melanjutkan pembangunan yang sudah dan sedang dijalankan Presiden Jokowi.

Pengamat politik dari Universitas Parahyangan (Unpar) Bandung, Asep Warlan Yusuf, mengingatkan Ridwan Kamil untuk selektif dalam memilih pasangannya. Oleh karena itu sampai saat ini, Wali Kota Bandung itu belum menunjuk pendampingnya pada Pilgub Jabar.

Padahal dua pasang lawannya, Deddy Mizwar-Dedi Mulyadi dan Sudrajat-Ahmad Syaikhu sudah siap untuk mendaftarkan diri ke Komisi Pemilihan Umum (KPU) Daerah.

"Kalau Kang Emil salah memilih wakilnya maka akibatnya bisa fatal. Namun sebaliknya, kalau Kang Emil mendapatkan pendamping yang sedikit kuat saja, peluang untuk menang sangat besar," ungkap Asep, Sabtu (6/1).

Terkait Anton Charlyan, Asep menilai dibanding Anton, Emil akan lebih tangguh jika berduet dengan Uu Ruzhanul Ulum (PPP) atau dengan Sekda Jawa Barat, Iwa Karniwa, dan Puti Soekarnoputri. Nama Uu diajukan PPP sejak lama untuk mendampingi Emil.

Respons PKB dan PPP

Ketua Umum Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) Muhaimin Iskandar mengungkapkan jika PDIP mengusung Ridwan Kamil, justru semakin bagus. Karena semakin banyak partai pengusung akan memudahkan pemenangan.

"Semakin banyak partai pendukung semakin bagus. Kunci kemenangan makin memudahkan, mesin partai bergerak," tutur Muhaimin di kantor DPP PKB, Jumat (5/1).

Meski begitu, Cak Imin, panggilan akrab Muhaimin, mengatakan partainya tetap mendukung pencalonan Ridwan Kamil pada Pilgub Jabar. Untuk posisi cawagub, PKB tetap konsisten mengusulkan Maman Imanulhaq.

Sebaliknya, Wakil Ketua Umum DPP Partai Persatuan Pembangunan (PPP) Nurhayanti mengingatkan ancamannya terhadap Ridwan Kamil cukup serius. PPP bakal menarik dukungan jika Emil tidak memilih kader mereka sebagai calon wakil gubernur.

Hal ini disampaikan usai PDI Perjuangan dikabarkan mengajukan Anton Charliyan sebagai pendamping Ridwan. "Kami masih berkomunikasi agar Pak Ridwan tetap konsisten dengan ketetapan koalisi pertama, wakilnya dari kami, Pak Uu Ruzhanul Ulum," tegas anggota Komisi V DPR RI itu, Sabtu (6/1).

 

Nurhayanti menambahkan, pihaknya juga terus berkoordinasi dengan PKB, Nasdem dan Hanura. Dia berharap PDI Perjuangan yang baru bergabung dengan koalisi bisa menyeleraskan dengan ketetapan koalisi lama.

"Karena ada kesepakatan pada awal koalisi, yakni pendamping Pak Ridwan Kamil dari PPP," tegas dia.

 

Selain itu, Nurhayati juga meminta agar Wali Kota Bandung itu segera memutuskan pendampingnya. Itu dikarenakan masa pendaftaran bakal calon gubernur dan wakil gubernur tinggal beberapa hari saja.

Kini, jika PDIP memilih opsi ketiga, berarti ada tiga pasang cagub/cawagub yang akan bertarung pada Pilgub Jabar. Mereka adalah Deddy-Dedi, Sudrajat-Syaikhu, dan Ridwan Kamil yang sampai saat ini masih belum jelas siapa pendampingnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement