Sabtu 06 Jan 2018 17:53 WIB

Kapolda Sumut Imbau Seluruh Pihak Antisipasi Black Campaign

Rep: Issha Harruma/ Red: Hazliansyah
Irjen Pol Paulus Waterpauw
Irjen Pol Paulus Waterpauw

REPUBLIKA.CO.ID, MEDAN -- Kapolda Sumut Irjen Paulus Waterpauw mengimbau seluruh pihak untuk ikut mengantisipasi berbagai hal yang berpotensi menimbulkan gesekan di masyarakat saat Pilkada 2018. Seluruh tim sukses dan massa pendukung calon peserta Pilkada 2018 pun diminta ikut menjaga kondusivitas.

Hal itu disampaikan Paulus usai Apel Gelar Pasukan Operasi Mantap Praja Toba 2018 untuk pengamanan Pilkada yang digelar di Lapangan Benteng Medan, Sabtu (6/1).

Selain pemilihan Gubernur, ada delapan kabupaten/kota yang juga akan menyelenggarakan Pilkada serentak tahun ini.

"Kita juga harus mengantisipasi kerawanan, seperti adanya black campaign, money politic, aksi unjuk rasa, masalah daftar pemilih hingga sengketa Pilkada," kata Paulus, Sabtu (6/1).

 

Paulus mengatakan, saat ini, semua daerah di Sumut telah dikategorikan rawan gangguan keamanan. Apalagi, tensi politik meningkat beberapa waktu terakhir pasca bongkar pasang pasangan bakal calon kepala daerah yang dilakukan partai politik.

"Segala bentuk gangguan kamtibmas dan pelanggaran Pilkada harus kita antisipasi. Jangan sampai terjadi kecurangan, seperti money politic dan black campaign," ujar dia.

Dia pun mengajak semua pihak, termasuk peserta Pilkada 2018, untuk ikut menjaga kondusivitas dan keragaman yang sudah terjaga cukup baik di Sumut. Selama ini, menurutnya, Sumut merupakan barometer kebinekaan di Indonesia dan hal ini harus terus dijaga.

"Jangan karena antusiasme peserta yang berlebih, politik uang, kampanye hitam, serta sengketa hasil Pilkada, kebhinekaan kita rusak," kata Jenderal bintang dua itu.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini

Apakah internet dan teknologi digital membantu Kamu dalam menjalankan bisnis UMKM?

  • Ya, Sangat Membantu.
  • Ya, Cukup Membantu
  • Tidak
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
كَانَ النَّاسُ اُمَّةً وَّاحِدَةً ۗ فَبَعَثَ اللّٰهُ النَّبِيّٖنَ مُبَشِّرِيْنَ وَمُنْذِرِيْنَ ۖ وَاَنْزَلَ مَعَهُمُ الْكِتٰبَ بِالْحَقِّ لِيَحْكُمَ بَيْنَ النَّاسِ فِيْمَا اخْتَلَفُوْا فِيْهِ ۗ وَمَا اخْتَلَفَ فِيْهِ اِلَّا الَّذِيْنَ اُوْتُوْهُ مِنْۢ بَعْدِ مَا جَاۤءَتْهُمُ الْبَيِّنٰتُ بَغْيًا ۢ بَيْنَهُمْ ۚ فَهَدَى اللّٰهُ الَّذِيْنَ اٰمَنُوْا لِمَا اخْتَلَفُوْا فِيْهِ مِنَ الْحَقِّ بِاِذْنِهٖ ۗ وَاللّٰهُ يَهْدِيْ مَنْ يَّشَاۤءُ اِلٰى صِرَاطٍ مُّسْتَقِيْمٍ
Manusia itu (dahulunya) satu umat. Lalu Allah mengutus para nabi (untuk) menyampaikan kabar gembira dan peringatan. Dan diturunkan-Nya bersama mereka Kitab yang mengandung kebenaran, untuk memberi keputusan di antara manusia tentang perkara yang mereka perselisihkan. Dan yang berselisih hanyalah orang-orang yang telah diberi (Kitab), setelah bukti-bukti yang nyata sampai kepada mereka, karena kedengkian di antara mereka sendiri. Maka dengan kehendak-Nya, Allah memberi petunjuk kepada mereka yang beriman tentang kebenaran yang mereka perselisihkan. Allah memberi petunjuk kepada siapa yang Dia kehendaki ke jalan yang lurus.

(QS. Al-Baqarah ayat 213)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement