Jumat 05 Jan 2018 21:14 WIB

Gus Ipul Akui Ada Imbas dari Isu tak Sedap Azwar Anas

Rep: Umar Mukhtar/ Red: Hazliansyah
Wakil Gubernur Jawa Timur Saifullah Yusuf alias Gus Ipul.
Foto: Antara
Wakil Gubernur Jawa Timur Saifullah Yusuf alias Gus Ipul.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Calon gubernur Jawa Timur Saifullah Yusuf (Gus Ipul) mengakui isu tak sedap yang menimpa Abdullah Azwar Anas berdampak pada pencalonan dirinya di Pilgub Jatim. Ia pun tidak menutup kemungkinan adanya indikasi politik kotor.

"Bisa jadi (ada indikasi politik kotor). Saya tidak mau spekulasi. Tapi yang jelas apapun agenda di balik ini berimbas pada kami. Saya pahami ini sebagai proses politik yang seharusnya tidak terjadi. Tapi takdirnya seperti ini," tutur dia di kantor DPP PKB, Jakarta, Jumat (5/1).

Seperti diketahui, sehari terakhir ini Abdullah Azwar Anas diterpa kabar foto syur yang diduga mirip dengannya serta wacana mundur dari posisi cawagub.

Meski begitu, Gus Ipul tetap berprasangka baik seperti pesan ulama selama ini. Ia juga tetap optimistis dengan langkah-langkah yang telah diambil.

Gus Ipul mengatakan bakal menunggu keputusan PDIP selanjutnya menyusul adanya isu tak sedap tersebut.

"Ada imbasnya terhadap kita, pada saya. Waktu yang ada ini kita manfaatkan untuk mengambil langkah-langkah. Kita diskusikan dengan PKB dan PDIP sambil menunggu hasil pendalaman terhadap isu-isu yang beredar ini. Nanti seperti apa kita tunggu keputusan PDIP," ujarnya.

Gus Ipul dalam kesempatan itu mengatakan, mundurnya Anas dari pencalonan sebetulnya belum dapat dipastikan. Sebab ia belum bertemu langsung dengan Azwar Anas. Menurutnya, yang pantas menjelaskan hal itu tentu Anas sendiri.

"Tapi beliau kirim pesan pada saya ingin menyampaikan apa yang dipikirkan. Dan saya kebetulan belum sempat ketemu langsung. Soal mundurnya dan alasan-alasannya apa, tentu yang bisa menjelaskan mas Anas sendiri," kata dia.

Dalam pembahasan kedua partai itu, lanjut Gus Ipul, jika memang harus ada pengganti Anas, tentu harus dilihat kembali rekam jejaknya.

"Kalaupun toh harus mencari wakil yang baru, kita harus lakukan pengkajian. Kira-kira sejalan tidak dengan rencana yang selama ini kita siapkan," ungkapnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement