REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Duet Deddy Mizwar-Ahmad Syaikhu di Pilkada Jawa Barat memang telah berakhir. Itu setelah Partai Keadilan Sejahtera (PKS) memilih menyandingkan Syaikhu dengan sosok yang didukung Gerindra Sudrajat. Namun demikian, nampaknya hal tersebut tidak membuat keduanya memutus silaturahim.
Deddy Mizwar dan Ahmad Syaikhu diketahui baru saja bertemu pada Jumat (29/12) malam tadi, seperti informasi yang diunggah Deddy Mizwar dalam akun Instagram-nya pada Sabtu (30/12) dini hari tadi.
"Seperti halnya malam ini, di rumah dinas saya, Ustadz Ahmad Syaikhu beserta sejumlah pengurus inti DPW PKS Jawa Barat, datang bersilaturahim dan mengalirlah perbincangan yang sangat hangat penuh kekeluargaan di antara kami. Sambil bersama makan jagung, kacang, dan ubi rebus, kami saling bercanda yang makin menguatkan persahabatan kami," tulis Deddy Mizwar.
Deddy Mizwar juga mengunggah foto kebersamaan keduanya dalam pertemuan tersebut. Dalam unggahan tersebut, ia juga menyelipkan sejumlah pernyataan terkait urung kebersamaannya dengan Syaikhu di Jawa Barat.
Ia menyebut, meski tidak jadi bersama di Pilkada. Namun, baginya kader PKS adalah orang yang memiliki kesantunan dan menjaga akhlak mulia.
"Dengan penuh kesantunan, mereka menyampaikan bahwa mereka mematuhi keputusan dari DPP PKS, dan hal itu amat sangat saya bisa pahami. Tentunya andai saya ada di posisi mereka, bisa jadi saya pun akan melakukan hal yang sama," kata Deddy.
Syaikhu dan kader PKS lainnya kata Deddy, justru menunjukkan sikap loyalitasnya yang sempurna pada PkS. "Saya sangat respek dengan hal tersebut;" kata dia.
Adapun, unggahan dan pernyataan lengkap Deddy Mizwar dalam instagram tersebut antara lain:
Saya selalu percaya bahwa kader-kader PKS adalah orang-orang yang penuh kesantunan dan kalangan yang selalu menjaga silaturahmi sebagai bagian dari akhlak mulia.
Seperti halnya malam ini, di rumah dinas saya, Ustadz Ahmad Syaikhu beserta sejumlah pengurus inti DPW PKS Jawa Barat, datang bersilaturahmi dan mengalirlah perbincangan yang sangat hangat penuh kekeluargaan di antara kami. Sambil bersama makan jagung, kacang, dan ubi rebus, kami saling bercanda yang makin menguatkan persahabatan kami.
Dengan penuh kesantunan, mereka menyampaikan bahwa mereka mematuhi keputusan dari DPP PKS, dan hal itu amat sangat saya bisa pahami. Tentunya andai saya ada di posisi mereka, bisa jadi saya pun akan melakukan hal yang sama. Justru itu menunjukkan sikap loyalitasnya yang sempurna pada partainya, saya sangat respek dengan hal tersebut.
Malam hari ini saya mendapatkan sebuah pelajaran penting, bahwa dalam dinamika politik yang ada, sikap-sikap politik adiluhung yang harus senantiasa kita hadirkan. Ustadz Syaikhu dan pengurus inti DPW Jawa Barat telah menunjukkan sikap politik adiluhung itu, sesuatu yang makin hari makin langka kita temui.
Dinamika politik hendaknya kita maknai sebagai sebuah kontestasi persahabatan, bukan ajang untuk berakhir pada saling benci dan caci maki sesama anak bangsa. Masyarakat adalah modal utama dalam pembangunan bangsa, maka persatuan dan kesatuan harus dikedepankan. Inilah mengapa saya tidak pernah terlalu tertarik menggulirkan isu SARA dalam kontestasi pilkada, sesuatu yang pada masyarakat akar rumput bisa jadi hanya akan menyisakan perasaan saling benci yang justru kontraproduktif untuk kita bersama meretas peradaban madani di bumi pertiwi.
Terima kasih sahabat-sahabat PKS, insya Allah kita senantiasa berjalan seiring untuk menegakkan kebaikan dan kebenaran. Seperti tadi Ustadz Nur Supriyanto (Ketua DPW PKS Jabar) katakan di pertemuan silaturahmi yang indah itu, kurang lebihnya sebagai berikut: Semua sudah Allah catat di Lauh Mahfudz, mari kita berkontestasi. Jika kami yang menang, maka Insya Allah ada Ustadz Syaikhu disana. Namun jika kami tidak menang, maka Insya Allah ada Bang Demiz disana
Saya terharu, sungguh
#DeddyMizwar