REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Indonesia Indicator (I2) melakukan riset bertajuk "Nama dalam Berita" yang mencatat 100 nama yang paling banyak muncul di media daring di Indonesia sepanjang tahun 2017. Direktur Komunikasi Indonesia Indicator (I2) Rustika Herlambang dalam keterangan tertulisnya mengungkapkan ke-100 nama tokoh itu berasal dari 1.909 media daring berbahasa Indonesia sepanjang 1 Januari-8 Desember 2017. Menurut dia, jumlah pemberitaan sepanjang satu tahun ini mencapai 7.492.615 berita.
"Dalam kajian ini ditemukan data bahwa figur yang terbanyak diberitakan media telah membentuk wajah Indonesia dalam berita. Nama-nama yang menjadi pusat pemberitaan menunjukkan konteks isu yang berlangsung di Indonesia sepanjang 2017," ujar Rustika.
Menurutnya, dari 100 nama terbanyak diberitakan media daring berbahasa Indonesia, sebanyak 25 figur berasal dari luar Indonesia. Ini berarti, kata dia, sebanyak 25 persen tokoh yang paling banyak diberitakan media nasional merupakan tokoh dunia. Mereka adalah nama kepala negara serta dari bidang olahraga bola dan balap.
"Sementara itu, apabila dilihat dari 100 nama tokoh lokal teratas telah terbaca bahwa isu pilkada DKI, kasus korupsi e-KTP, pro kontra di legislatif, serta infrastruktur menjadi perbincangan paling hangat di media Indonesia sepanjang 2017," kata Rustika.
Pada 2017, ungkap Rustika, Presiden Joko Widodo menduduki puncak Tokoh Terpegah di media daring. Ini berarti bahwa Presiden menjadi figur yang terbanyak diberitakan media.
"Jumlahnya mencapai 376.883 berita dalam 11 bulan terakhir, atau sekitar 33.059 berita per bulan, 1.100 berita/hari. Secara framing pemberitaan keseluruhan, sentimen negatif yang ditujukan pada pemberitaan mengenai Jokowi terdapat sebesar 21 persen, dan sentimen netral positif sebesar 79 persen," jelasnya.
Tokoh terpegah kedua di media diisi oleh mantan Gubernur DKI Jakarta, Basuki Tjahaja Purnama dengan pemberitaan sebanyak 165.841 berita. Sekadar catatan, akumulasi pemberitaan ini terutama hanya sepanjang 5 bulan pertama di 2017, setelah itu pemberitaan mengenainya menurun tajam.
Anies Baswedan, menjadi tokoh ketiga terbanyak diberitakan media, dengan 91.561 berita. Dalam hal Anies, pemberitaannya cukup fluktuatif, yakni meninggi sepanjang Januari hingga April, dan kemudian kembali lagi meninggi sejak Oktober hingga Desember.
"Terdapat masa vakum atau sangat kecil pemberitaan di media pada Juni hingga September 2017," ucapnya.
Sedangkan, tokoh terpegah keempat diduduki mantan ketua DPR Setya Novanto. Tokoh terpegah kelima, menurut Rustika, diisi oleh Wakil Gubernur DKI Jakarta Sandiaga Uno. Pola fluktuasi pemberitaannya serupa dengan Anies Baswedan.
"Kelimanya sebagai figur yang paling banyak dibicarakan media sepanjang 2017," papar Rustika.
Ia menambahkan, empat nama di antaranya melanjutkan posisi-nya dari top person media dari tahun lalu, meski posisinya berbeda. Sebagai contoh, tahun lalu Sandiaga berada di posisi ke-7, sementara Setya Novanto di posisi ke-9. Sementara Anies Baswedan sebelumnya tidak masuk dalam 10 besar, kini langsung melesat hingga di posisi ke-3 di tahun ini.
Menurut Rustika, konteks isu sepanjang 2017 telah mengubah urutan ini dan media menyambutnya sebagai sebuah objek baru yang menarik.
"Jokowi merupakan sosok terbanyak diberitakan media sepanjang 2017. Ini artinya, dari seluruh pemberitaan media di Indonesia, 5 persen diantaranya memberitakan Jokowi," papar Rustika.
Sementara itu, tokoh terpegah keenam diraih mantan wakil gubernur DKI Djarot Saiful Hidayat dengan 66.867 berita. Posisi ketujuh tokoh terpegah diduduki Wakil Presiden Yusuf Kalla dengan 58.688 berita.
Juru Bicara KPK Febri Diansyah berada di posisi ke delapan Tokoh Terpegah 2017 dengan 53.755 berita. Kapolri Jenderal Tito Karnavian berada di posisi kesembilan dengan 49.278 berita. Sementara di posisi ke-10 adalah Panglima TNI Jendral Gatot Nurmantyo dengan 47.195 berita.
"Framing media, berdasarkan judul pemberitaan, Tito Karnavian merupakan figur dengan judul pemberitaan dengan sentimen positif terbanyak dibandingkan dengan figur lainnya, yakni 42 persen. Sementara itu, dari sisi jumlah pemberitaan di media dengan judul yang mengandung sentimen negatif terendah, Jusuf Kalla menduduki posisi pertama, yakni sebanyak 20 persen," ungkap Rustika.