Jumat 22 Dec 2017 23:41 WIB

Orang Tua Harus Jelaskan Identitas Gender agar Anak tak Jadi

Rep: Mabruroh/ Red: Joko Sadewo
Tolak LGBT/Ilustrasi
Tolak LGBT/Ilustrasi

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA  — Ketua Pembina Yayasan Investa Cendekia Amanah, Cholil Nafis menyatakan agar Lesbi, Gay, Biseksual, dan Transgender (LGBT) mendapatkan bimbingan dan arahan. Tujuannya agar kelainan perilaku tersebut tidak terjadi sepanjang sejarah umat manusia.

"Itu kelainan seks yang perlu disadarkan kemudian menyebabkan kelainan perilaku,” kata Cholil melalui siaran pers, Jumat (22/12).

Cholil menerangkan, kewajiban para orang tua untuk memberikan pendidikan identitas seks kepada anak-anak mereka. Tujuannya agar setiap anak yang lahir, tumbuh dan berkembang sesuai dengan identitas gendernya."Sedari dini anak-anak diluruskan identitasnya, anak laki-laki bertingkah laku dan sifatnya maskulin sedang perempuan berprilaku sebagaimana wanita feminim," terang dia.

Sedangkan kepada mereka yang sudah terlanjut berkelainan ujar Cholil, perlu mendapatkan bimbingan kembali agar orientasi seksnya kembali normal. Terutama bagi lesbi dan gay, sedangkan biseksual dan transgender sudah berupa tindakan yang telah melawan kodratnya sendiri sebagai identitas gender.

"Biseksual dan transgender telah mengingkari karunia jenis kelamin yang (sudah) Allah SWT berikan namun ia mengubah kelaminnya sendiri dengan cara oprasi atau cara lainnya," terang Cholil.

Sedangkan untuk lesbi dan gay,Cholil berharap dengan bimbingan dan kasih sayang orang-orang terdekat bisa kembali membawanya menjadi manusia bermartabat. Karena lesbi dan gay kadang merupakan sebuah penyakit atau pengaruh pergaulan dan gaya hidup, yang meskipun dirinya sendiri sebenarnya resah dengan kondisinya itu.

"Lesbi dan gay yang karena ikut-ikutan ini masih mudah disembuhkan sedangkan yang bawaan tentu perlu proses waktu," paparnya.

Semua umat manusia tambah Cholil, seharusnya menyatakan musuh kepada mereka yang mengampanyekan dan melegalkan LGBT. Karena LGBT bertentangan dengan fitrah manusia, melanggar syariah, menodai adat, merusak Akhlak, dan menghancurkan karekter bangsa.

"Prilaku LGBT akan menghilangkan proses regenerasi, semua agama melarangnya, bertentangan dengan fitrah manusia dan makhluk hidup yang saling berpasangan, dan semua tradisi di Indonesia tidak ada yang mengakui LGBT, dan celakanya akan merusak jati diri anak bangsa," ucapnya.

 

 

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement