REPUBLIKA.CO.ID, SUKABUMI -- Kantor Imigrasi Kelas II Sukabumi merilis jumlah warga negara asing (WNA) yang mengajukan permohonan izin tinggal sepanjang 2017. Dalam data tersebut menunjukkan dominasi WNA asal Cina yang mengajukan izin tinggal dibandingkan dengan negara lain.
Jumlah izin tinggal tersebut dibagi menjadi tiga jenis yakni Izin Tinggal Kunjungan (ITK), Izin Tinggal Terbatas (ITAS) dan Izin Tinggal Tetap (ITAP). Kepala Kantor Imigrasi Kelas II Sukabumi Hasrullah mengatakan, penerbitan ketiga jenis izin tinggal ini berdasarkan data pada kurun waktu Januari hingga 18 Desember 2017.
Untuk penerbitan ITAS yang mendominasi warga Cina sebanyak 332 orang, ujar Hasrullah kepada wartawan Rabu (20/12). Berikutnya kata dia yakni Korea Selatan 213 orang, Taiwan sebanyak 120 orang, Malaysia sebanyak 64 orang, dan Arab Saudi sebanyak 36 orang.
Sementara untuk penerbitan ITK terang Hasrullah yang paling banyak berasal dari WNA Arab Saudi sebanyak 192 orang. Selanjutnya Amerika Serikat sebanyak 103 orang, Belanda sebanyak 82 orang, Malayasia sebanyak 48 orang, dan Cina sebanyak 39 orang.
Terakhir ungkap Hasrullah untuk penerbitan ITAP yang paling banyak mendominasi adalah Cina sebanyak 8 orang. Orang asing lainnya yang mendapatkan ITAP yakni Korea Selatan sebanyak 5 orang, Amerika Serikat sebanyak 3 orang, Arab Saudi sebanyak 2 orang, dan Australia sebanyak 2 orang.
Dari jumlah ketiga jenis izin tinggal tersebut WNA asal Cina menempati peringkat pertama yakni sebanyak 424 orang. Selanjutnya Arab Saudi sebanyak 230 orang, Korea Selatan sebanyak 218 orang, Malaysia sebanyak 112 orang, Amerika Serikat sebanyak 106 orang, Belanda sebanyak 82 orang dan Australia sebanyak 2 orang.
Hasrullah menerangkan WNA yang mendapatkan ketiga jenis izin tinggal ini berada di tiga wilayah hukum Imigrasi Sukabumi. Daerah tersebut yakni Kota Sukabumi, Kabupaten Sukabumi, dan Kabupaten Cianjur.
Di sisi lain Hasrullah mengungkapkan, untuk penerbitan ITAS sebagian besar untuk tujuan tenaga kerja asing (TKA) industri sebanyak 332 orang. Selain itu untuk tenaga ahli sebanyak 263 orang, penyatuan keluarga sebanyak 190 orang, pelajar sebanyak 71 orang, dan TKA perdagangan sebanyak 14 orang.
Sementara untuk ITK terang Hasrullah maksud kedatangannya untuk sosial budaya sebanyak 378 orang. Tujuan lainnya yakni pelajar atau mahasiswa sebanyak 28 orang, pembicaraan bisnis sebanyak 30 orang, dan anak ikut orangtua WNI sebanyak 5 orang.
Terakhir untuk penerbitan ITAP sebagian besar untuk penyatuan keluarga sebanyak 29 orang. Berikutnya penanaman modal sebanyak 7 orang, wisman sebanyak 1 orang, dan ex WNI sebanyak satu orang.