Rabu 20 Dec 2017 16:36 WIB

Bangkitkan Golkar dalam 2 Tahun, Airlangga Perlu Kerja Extra

Rep: Mabruroh/ Red: Joko Sadewo
Musyawarah Nasional Luar Biasa (Munaslub) Partai Golkar secara bulat menyepakati penetapan Airlangga Hartanto sebagai Ketua Umum Partai Golkar definitif periode 2017-2019. Hal ini setelah penyelenggaraan Munaslub selama dua hari pada 19-20 Desember di Jakarta Convention Center (JCC) Senayan, Jakarta pada Rabu (20/12).
Foto: Republika/Fauziah Mursid
Musyawarah Nasional Luar Biasa (Munaslub) Partai Golkar secara bulat menyepakati penetapan Airlangga Hartanto sebagai Ketua Umum Partai Golkar definitif periode 2017-2019. Hal ini setelah penyelenggaraan Munaslub selama dua hari pada 19-20 Desember di Jakarta Convention Center (JCC) Senayan, Jakarta pada Rabu (20/12).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ketua Umum Partai Golkar Airlangga Hartanto memiliki waktu dua tahun untuk membuktikan kepemimpiannya. Dengan tidak adanya perpanjangan masa jabatan yang ditetapkan di Munaaslub Partai Golkar, berarti Airlangga hanya mengisi kekosongan kepemimpinan Golkar, yang ditinggal Setya Novanto.

"Setelah 2019 ada lagi munas untuk memilih ketum baru, apakah tetap Airlangga atau tidak, lain hal lagi," kata Pengamat Politik UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, Adi Prayitno, saat dihubungi, Rabu (20/12).

Adi mengatakan dengan masa kepemimpinan hanya dua tahun maka tugas berat bagi Airlangga untuk membangkitkan Golkar.  "Ini agak susah ya, (Golkar) sudah terlanjur terpuruk, apalagi sebentar lagi disibukkan dengan tahun politik," kata Adi, Rabu (20/12).

Untuk membawa Golkar mendapatkan kepercayaan publik lagi adalah pekerjaan rumah yang berat. Terlebih ketua umum sebelumnya, Setya Novanto, tersandung kasus korupsi.

Mendati demikian sambung Adi, bukan berarti Airlangga tidak mampu membawa Golkar kembali jaya. "Saya kira (Airlangga) tetap mampu (bangkitkan Golkar), tapi tidak dalam waktu dekat, dia butuh waktu yang cukup lama," jelasnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement