Selasa 19 Dec 2017 23:53 WIB

'Batik Sampit Makin Diminati'

Kegiatan membatik/ilustrasi
Foto: Antara
Kegiatan membatik/ilustrasi

REPUBLIKA.CO.ID, SAMPIT, KALTENG -- Makin diminatinya batik khas Sampit Kabupaten Kotawaringin Timur, Kalimantan Tengah, bisa ditangkap sebagai peluang usaha baru yang menjanjikan untuk ditekuni, khususnya bagi pelaku usaha kecil.

"Batik Sampit makin diminati. Beberapa tamu yang datang juga sangat menyukai ketika diberi kenang-kenangan berupa batik Sampit. Permintaannya juga meningkat. Ini peluang usaha," kata Bupati H Supian Hadi di Sampit, Selasa (19/12).

Pengembangan batik Sampit sejalan dengan program pemerintah mengembangkan sektor pariwisata. Batik Sampit dapat dijadikan oleh-oleh bagi setiap tamu yang berkunjung ke Kotawaringin Timur.

Dampak positif di semua sektor seperti inilah yang diharapkan dari pengembangan sektor pariwisata. Ekonomi kreatif, khususnya pelaku usaha kecil diharapkan terus tumbuh sehingga mampu meningkatkan kesejahteraan masyarakat.

"Untuk memasyarakatkan batik Sampit, saya meminta setiap kantor mewajibkan pegawai memakai batik Sampit. Melihat meningkatnya minat masyarakat memakai batik Sampit, kita perlu ada pabrik sendiri untuk memproduksi batik Sampit dalam jumlah besar dan memasarkannya," tambah Supian.

Supian mendorong pelaku usaha makin kreatif mengembangkan batik Sampit namun tidak menghilangkan ciri khasnya. Bahkan, Supian memberi kesempatan semua pihak berkreasi merancang batik Sampit terbaik dalam Sampit Etnic Carnival pada 10 Maret 2018 nanti.

Batik Sampit diperkenalkan Supian Hadi saat pembukaan Sampit Expo pada tahun 2013 lalu. Kini batik Sampit terus dikembangkan sehingga makin diminati.

Motif batik Sampit memiliki makna penting, yaitu motivasi. Batik Sampit merupakan perpaduan anggrek tebu atau dalam bahasa Dayak disebut anggrek tewu dan motif gayung birang.

Anggrek tewu merupakan anggrek khas Kabupaten Kotawaringin Timur. Kedua motif tersebut sengaja dipilih karena mempunyai makna yang dalam sekaligus sebagai harapan dan doa. Batik Sampit merupakan murni hasil karya para seniman dan putra daerah.

Dari sinopsis yang dibuat Sanggar Seni Habaring Hurung Sampit saat peluncuran batik Sampit saat itu dijelaskan, motif pada batik Sampit adalah hasil penggabungan antara motif gayung birang yang berarti percikan emas yang tercecer dan motif anggrek tewu.

Kedua motif tersebut berasal dari alam, terutama anggrek tewu, yaitu tumbuhan sejenis pakis yang dapat hidup dan berkembang di hutan tropis khsusus. Tujuan dari dibuatnya motif batik dari anggrek tebu dan gayung birang adalah selain untuk melestarikan tanaman anggrek tebu juga sebagai upaya untuk memperkenalkan kepada masyarakat luas akan keberadaan tanaman yang mulai langka.

Di Kotawaringin Timur, anggrek tewu tumbuh liar di hutan pedalaman wilayah utara, yaitu Kecamatan Antang Kalang dan Kuala Kuayan, sedangkan percikan emas adalah gambaran emas hasil dari usaha masyarakat hulu di daerah penambangan atau pendulangan emas.

Dalam satu batang anggrek biasanya terdapat puluhan tangkai bunga. Sebelum berbunga, tanaman ini didahului batang yang sama persis dengan tebu, kemudian akan muncul batang anggrek di tengah yang kemudian berbunga.

Alasan lain mengapa menjadikan anggrek tebu sebagai motif batik Sampit adalah pertimbangan filosofi hidup anggrek tewu. Tanaman ini bisa tumbuh di mana saja dengan jenis tanah apa saja. Anggrek tewu juga bisa berdampingan dengan tanaman apa saja tanpa mengganggu tanaman lain seperti halnya benalu.

Setelah tumbuh, anggrek tewu akan besar dan lebih dominan dari tanaman lain di sekitarnya. Setelah berbunga, anggrek ini akan memberikan keindahan terhadap alam di sekitarnya.

Filosofi inilah yang diambil dengan harapan Kabupaten Kotim dan masyarakatnya juga bisa terus tumbuh seperti filosofi anggrek tewu, yakni bisa hidup bersama atau berdampingan tanpa mengganggu orang lain dan akan menjadi kabupaten paling maju atau dominan di antara kabupaten-kabupaten lain yang ada di Kalimantan Tengah.

juga diharapkan bisa memberi keindahan, kemaslahatan, serta kesejahteraan bagi seluruh masyarakat Kabupaten Kotim pada khususnya dan Kalteng pada umumnya.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement