Selasa 19 Dec 2017 20:07 WIB

Pemkot Bogor Upaya Tekan Angka HIV/AIDS dengan 3 Zero

Rep: Adinda Pryanka/ Red: Endro Yuwanto
HIV/AIDS. Ilustrasi
Foto: .
HIV/AIDS. Ilustrasi

REPUBLIKA.CO.ID,  BOGOR -- Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Bogor mencatat setidaknya terdapat 573 pengidap HIV/ AIDS di Kota Bogor sampai 2017. Sebanyak 28 orang di antaranya meninggal dunia.

Kepala Dinkes Kota Bogor Rubaeah menyatakan, Pemerintah Kota (Pemkot) Bogor berupaya menekan angka HIV/AIDS dengan tiga zero. "Zero kasus baru, zero kematian karena AIDS, dan zero stigma serta diskriminasi," ujarnya dalam peringatan Hari AIDS Sedunia di Lapangan Sempur, Bogor, Selasa (19/12).

Tidak kalah penting, Dinkes Kota Bogor juga ingin fokus meningkatkan kesadaran masyarakat terhadap penyebaran HIV/AIDS melalui tes sedari dini. Selain memberikan perlindungan terhadap diri sendiri, upaya ini memungkinkan perlindungan pada keluarga lebih maksimal.

Dinkes Kota Bogor sedang menggencarkan Program Temukan, Obati, dan Pertahankan (TOP). Temukan dilakukan dengan memeriksa HIV yang sasarannya meliputi pasangan orang dengan HIV/AIDS (ODHA), ibu hamil hingga pasien hepatitis. "Populasi berisiko seperti LGBT dan calon pengantin juga difokuskan," ucap Rubaeah.

Sejak dua tahun lalu, Dinkes Kota Bogor melihat penyebaran HIV/ AIDS didominasi pada laki-laki suka laki-laki. Bahkan, hal ini menggeser dominasi penyebaran yang disebabkan penggunaan jarum suntik.

Sekretaris Daerah (Sekda) Kota Bogor Ade Sarip Hidayat mengatakan, HIV/ AIDS tidak hanya menjadi isu satu dinas, melainkan para pihak. "Sebab, HIV/ AIDS merupakan permasalahan kesehatan utama di dunia," ujarnya.

Untuk mengantisipasi penyebarannya, Pemkot Bogor berencana mengadakan kedai sehat di hari bebas kendaraan bermotor atau car free day tiap dua pekan sekali. Dalam ajang ini, masyarakat akan mendapat sosialisasi dan edukasi terkait HIV/AIDS guna mewujudkan masyarakat Kota Bogor yang sehat dan mencapai target Getting 3 Zero.

Lebih lanjut, Ade mengimbau kepada semua aparatur sipil negara di tiap wilayah untuk lebih masif menyampaikan informasi terkait HIV/AIDS. "Baik lurah, camat, ataupun tokoh masyarakat harus terlibat," jelasnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement