Ahad 17 Dec 2017 22:40 WIB

Pemkab Garut tak Keluarkan Status Tanggap Darurat Usai Gempa

Rep: Rizky Suryarandika/ Red: Elba Damhuri
Gempa Tasikmalaya. Pola lempeng bumi Indonesia ditampilkan saat paparan terkait penanganan bencana gempa Tasikmalaya di Graha BNPB, Jakarta, Sabtu (16/12).
Foto: Republika/ Wihdan Hidayat
Gempa Tasikmalaya. Pola lempeng bumi Indonesia ditampilkan saat paparan terkait penanganan bencana gempa Tasikmalaya di Graha BNPB, Jakarta, Sabtu (16/12).

REPUBLIKA.CO.ID, GARUT -- Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Garut tidak mengeluarkan status tanggap darurat usai terjadinya gempa bumi pada Jumat (15/12). Pemkab menganggap penetapan status tersebut tidak diperlukan.

Bupati Garut, Rudy Gunawan, menyebut dampak gempa dirasakan di sembilan kecamatan. Namun demikian Pemkab tak mengeluarkan status tanggap darurat.

"Dana BTT (Biaya Tak Terduga) bisa dikeluarkan walau tak tanggap darurat. Besok akan kami rapatkan dan ditinjau dulu soal BTT untuk perbaikan rumah rusak," katanya, Ahad (17/12).

Rudy menyebut kerusakan yang terjadi tidak terbilang parah. Menurutnya, masyarakat hanya panik lantaran sempat diumumkannya status waspada tsunami di selatan Garut.

"Lebih dari 100 rumah rusak ringan sampai berat. Fasilitas publik juga ada yang rusak ringan seperti di RSU Pameungpeuk. Tapi tidak mengganggu aktivitas pelayanan," ujarnya.

Gempa berkekuatan 6,9 skala Richter mengguncang Tasikmalaya yang dampaknya terasa hingga ke Garut. Gempa ini menyebabkan kerusakan bangunan sekolah, rumah, dan korban jiwa.

Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Garut mendata sembilan kecamatan mengalami dampak gempa pada Jumat kemarin. Setidaknya 20 rumah rusak sedang dan satu rumah roboh.

Kepala Pelaksana BPBD Kabupaten Garut, Dadi Djakaria, mengatakan kerusakan terbanyak berada di Kecamatan Pakenjeng. Disana asa 14 rumah rusak sedang berdasarkan hasil laporan pihak kecamatan.

Kesembilan kecamatan ini yakni Cikajang, Cilawu, Garut Kota, Banyuresmi, Tarogong Kidul, Samarang, Cibalong, Pameungpeuk, dan Pakenjeng.

Gempa menyebabkan kepanikan. Warga yang tinggal di pinggir pantai selatan Garut pun mengambil langkah mengungsi guna menghindari potensi tsunami. Situasi di wilayah selatan Garut ramai oleh mengungsinya warga yang tinggal di pinggir pantai.

Kasatpolairud Polres Garut, AKP Tri Andri, menyampaikan begitu gempa terjadi, warga langsung berhamburan keluar rumah. "Gempanya terasa sekali. Warga langsung keluar dan menuju tempat evakuasi yang telah ditentukan," ucapnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement