REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA — Peserta aksi ‘Bela Palestina’ asal Bandung, Otje Ardawilaga, secara jumlah aksi aksi menentang keputusan Presiden Donald Trump memang fenomenal. Kaum Muslim tumpah ruah dilapangan Monas semenjak pagi buta. Mereka tak datang dari Jakarta, tapi juga datang dari berbagai elemen masa dari wilayah lain.
“Meski tak bisa dibandingkan, aksi di Monas kali ini cukup fenomenal. Saya memang merasa tak sekusyu seperti ketika menghadari aksi 212 setahun silam. Ini Mungkin karena tujuannnya beda. Dahulu soal sikap atas penodaan ajaran agama, kini soal perlawanan atas penjajahan,’’ kata Otje di temui dalam perjalanan pulang selepas mengikuti aksi ‘Bela Palestina’, di Jakarta, Ahad (17/12).
Menurut Otje berbeda dengan aksi 212, para pesereta aksi kali ini banyak membawa anggota keluarganya, seperti anak-anak juga ikut diajak. Dan ini berbeda dengan aksi 212 yang hanya diikuti oleh orang dewasa. Saat itu anak-anak takk terlihat.
“Kalau 212 dahulu, bulu kuduk saya merinding ketika hadir di tengah masa dan mendengarkan orasi. Kini lebih cair. Emosinya tak sekental dulu. Itu menurut saya,” ujarnya.
Selain itu, bila pada aksi 212 setahun silam itu, makanan dan minuman sangat melimpah, pada aksi kali ini tak sesemarak itu.”Makanan dan minuman serta sikap relawan pada 212 begitu meluas. Bahan makanan menumpuk-numpuk. Kini saya lihat lebih kurang,’’ katanya.
Meski begitu, lanjut Otje, adanya aksi ini menandankan bahwa umat Islam Indonesia bisa bersatu. Dan ini jelas memberikan pesan damai dan memberi contoh meski begitu banyak masa berkumpul tak ada keributan yang terjadi.Selain itu kerapihan dan kebersihan lapangan Monas juga tak terjaga.
“Saga salut mat Islam selalu memberikan contoh bagaimana adabnya ketika lautan manusia berkumpul. Tak ada sampah berserakan atau rumput taman yang rusak. Setelah itu, sama dengan aksi 212, sekelompk relawan juga segera membersihkan arena lapangan Monas. Sekali lagi saya salut,’’ kata Otje yang mengaku datang ke Monas selepas Subuh.