Sabtu 16 Dec 2017 19:14 WIB

Dukungan Golkar untuk Kang Emil di Pilgub Jabar Bisa Dicabut

Rep: Umar Mukhtar/ Red: Agus Yulianto
Walikota Bandung Ridwan Kamil dan Politikus Golkar Daniel Mutaqien Syafiuddin memberikan sambutan pada acara penyerahan rekomendasi Calon Gubernur dan Wakil Gubernur Provinsi Jawa Barat di DPP Partai Golkar, Jakarta (Ilustrasi)
Foto: Republika/Prayogi
Walikota Bandung Ridwan Kamil dan Politikus Golkar Daniel Mutaqien Syafiuddin memberikan sambutan pada acara penyerahan rekomendasi Calon Gubernur dan Wakil Gubernur Provinsi Jawa Barat di DPP Partai Golkar, Jakarta (Ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ketua DPP Partai Golkar Happy Bone Zulkarnain menuturkan calon yang telah diusung Partai Golkar saat dipimpin Setya Novanto untuk menghadapi Pilgub Jawa Barat (Jabar) 2018, kemungkinan akan diubah setelah Airlangga Hartarto terpilih menjadi Ketua Umum Golkar. Akibatnya, dukungan Golkar kepada Ridwan Kamil (RK) sebelumnya sebagai cagub bisa dicabut.

"Tentu berubahnya ketua umum, ketua umum (yang baru) tentu akan punya pemikiran seperti itu ya (mencabut dukungan kepada RK). Pak Airlangga itu memprioritaskan kader, lebih berorientasi pada kader, dan lebih berorientasi bagaimana memenangkan Golkar di Jawa Barat," tutur dia usai menghadiri diskusi publik di Mampang, Jakarta Selatan, Sabtu (16/12).

Namun, Happy mengakui, Dedi Mulyadi yang merupakan kader Golkar memang kalah pamor dengan RK jika mengacu hasil survei. Dedi dalam survei berada di peringkat keempat dan berada di bawah RK. Namun kalau dilihat dari sisi partainya, lkata dia, Golkar nomor satu di Jabar.

"Jadi kita pikirkan, apakah berorientasi kepada kader yang membesarkan partai selama ini, atau berdasarkan survei yang kemudian terpaksa memilih yang bukan kader. Nah ini masih dalam pertimbangan kita," kata dia.

Happy juga mengungkapkan, saat ini Golkar tengah mempertimbangkan dasar seseorang bisa diusung partainya untuk maju dalam Pilkada. Pertimbangan ini akan diputuskan melalui forum Musyawarah Nasional Luar Biasa (Munaslub).

"Kita sedang pikirkan dasar dari seseorang untuk menjadi kepala daerah, itu tentu harus diutamakan kader kan. Itu yang menjadi pemikiran kami tapi itu nantilah, kita akan putuskan di Munaslub," katanya.

Happy juga menjelaskan, Jabar merupakan barometer bagi parpol di tingkat nasional dan kemenangan di daerah tersebut amat menentukan kemenangan dalam Pilpres 2019. "Jabar barometer nasional, siapa saja yang menang di Jabar, bisa jadi presiden. Karena itu, kita berharap Golkar menang di Jabar," ujarnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement