REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG -- DPD Partai Golkar Jawa Barat meminta DPP Partai Golkar mencabut dukungan bagi Ridwan Kamil sebagai kandidat calon gubernur di Pilgub Jawa Barat 2018 dan mengembalikan dukungan tersebut kepada Dedi Mulyadi sesuai hasil rapimda partai tersebut beberapa waktu lalu.
"Jadi rapat pleno tadi mengingatkan kembali bahwa Partai Golkar Jabar sudah melaksanakan rapimda di Karawang, yang waktu itu memutuskan satu-satunya calon gubernur adalah Dedi Mulyadi," kata Sekretaris DPD Partai Golkar Provinsi Jawa Barat Ade Barkah Surahman, di Bandung, Senin (15/12).
Ditemui usai rapat pleno Sekretariay DPD Partai Golkar Jalan Maskumambang Kota Bandung, Ade menyatakan rapat pleno hari ini juga memutuskan bahwa DPD Partai Golkar Jabar menolak terhadap rekomendasi yang sudah dikeluarkan oleh DPP dan memohon untuk segera menerbitkan rekomemdasi yang baru kepada Kang Dedi Mulyadi.
Menurut dia, surat usulan dari DPD agar DPP Partai Golkar segera mencabut dukungan untuk Emil di Pilgub Jawa Barat 2018 sedang dibuat oleh pihaknya dan akan segera dikirimkan secepatnya ke DPP.
"Saya akan segera sampaikan, kebetulan hari Senin ada rapimnas dan suratnya sedang dibuat dan Senin akan kita sampaikan, kemudian tadi disepakati oleh pengurus bahwa hasilnya ini mengikat tidak bisa ditawar-tawar lagi," kata dia.
Ia menjelaskan selain hasil rapimda alasan DPD Partai Golkar Jawa Barat mendesak DPP mencabut dukungan untuk Emil di Pilgub Jawa Barat 2018 karena sosok Wali Kota Bandung tersebut dinilai tidak seiring sejalan dengan kader Partai Golkar di Jawa Barat.
"Karena selama ini, ketika setelah mendapat rekomendasi pasangan dari DPP, Pak RK (Ridwan Kamil) dan Mas Daniel ini bagaikan air dan minyak dengan para kader Golkar di daerah," kata dia.
"Jadi bagaimana pun kita sudah mencoba menjalankan rekomendasi DPP tetapi penolakan yang diputuskan di pleno hari ini adalah dari kader-kader di daerah," lanjut dia.
Penolakan terhadap keputusan DPP yang merekomendasikan Ridwan Kamil di Pilgub Jawa Barat 2018, lanjut dia, ditunjukkan oleh para Ketua Partai Golkat di tingkat desa hingga kecamatan.
"Itu bisa dilihat sendiri lah, mereka berbondong-bondong ke DPP membaca surat Yasin, shalawatan di sana tanpa dibiayai. Itu murni dari mereka, nah ini kita mengetuk DPP agar membuka mata bahwa kondisi di lapangan seperti itu," kata Ade.