Sabtu 16 Dec 2017 00:31 WIB

Indonesia Miliki Dua Bendungan Kering Pertama

Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PU-Pera) Basuki Hadimuljono.
Foto: Republika/Rakhmawaty La'lang
Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PU-Pera) Basuki Hadimuljono.

REPUBLIKA.CO.ID, BOGOR -- Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Basuki Hadimuljono menyatakan Indonesia memiliki bendungan kering pertama dan langsung dua buah serta dibangun bersamaan.

"Ya, dua bendungan ini (Cimahi dan Sukamahi) adalah bendungan kering pertama di Indonesia," katanya kepada pers usai mendampingi kunjungan kerja Presiden RI Joko Widodo pada kedua bendungan itu di Kabupaten Bogor, Jawa Barat, Jumat (15/12).

Basuki mengakui kedua bendungan itu dibangun sebagai bagian dari upaya pemerintah mengendalikan banjir di Ibu Kota Jakarta.

"Bendungan kering ketika kemarau. Akan tetapi, musim hujan bisa untuk menahan debit air hingga sekitar 30 persen seperti yang disampaikan Presiden RI Jokowi tadi," kata Basuki.

Lantas, angka 30 persen itu dari mana? Basuki menjelaskan arus air dari hulu melalui kedua bendungan tersebut sebelum tiba di Katulampa ditahan beberapa jam di kedua bendungan.

Basuki memerinci sebelum adanya Bendungan Sukamahi, debit air sebesar 56,52 meter kubik per detik. Setelah adanya bendungan, menjadi 40-an meter kubik per detik.

Di Cimahi, dari 36,5 meter kubik per detik menjadi 25,3 meter per detik sehingga rata-rata dengan dua bendungan itu debit air terkurangi rata-rata 30 persen.

"Setelah ditahan beberapa jam di kedua bendungan itu, debit air ke Katulampa jadi 23 persen," kata Basuki.

Dengan demikian, kata Basuki, debit air banjir yang bisa dikurangi ketinggiannya sekitar satu sampai dua meter atau dari siaga satu menjadi siaga dua. Ditanya dampak bagi lingkungan sekitar dari kedua bendungan kering tersebut, Basuki menyebutkan ketika bendungan itu digunakan, akan ada potensi infiltrasi air tanah ke lingkungan sekitar.

"Saat bendungan dipakai, sumur warga mungkin airnya naik. Ketika kemarau, bendungan bisa untuk taman yang indah. Ini sudah biasa di beberapa tempat seperti Colorado," kata Basuki.

Pertengahan 2019

Bendungan Ciawi (Cipayung) berlokasi di bagian hulu Sungai Ciliwung di Desa Cipayung, Desa Gadog, dan Desa Sukakarya, Kecamatan Megamendung, dan Desa Kopo di Kecamatan Cisarua, Kabupaten Bogor. Bendungan ini membutuhkan lahan dengan total 899 bidang seluas 78,7 hektare yang digunakan sebagai area kontruksi 28,59 hektare, area genangan 31,96 hektare, dan area "green belt" 18,15 hektare.

Bendungan itu menampung aliran Sungai Cisarua, Sungai Cibogo, dan anak Sungai Ciliwung dengan volume tampungan 6,74 juta meter kubik. Bendungan Sukamahi berlokasi di bagian hulu Sungai Cisukabirus di Desa Sukamahi, Kecamatan Megamendung, Kabupaten Bogor.

Pembangunan Bendungan Sukamahi membutuhkan lahan dengan total 621 bidang seluas 49,82 hektare yang digunakan sebagai area kontruksi 34,38 hektare, area genangan 5,23 hektare, area "green belt" 8,89 hektare, area jalan masuk 0,44 hektare, dan area fasilitas umum 0,88 hektare.

Bendungan Sukamahi menampung aliran Sungai Cisukabirus dan anak Sungai Ciliwung dengan volume tampungan 1,68 juta meter kubik. Kedua bendungan ditargetkan selesai pada ada pertengahan 2019 dengan pendanaan bersumber dari APBN tahun jamak masing-masing Rp757,8 miliar untuk Bendungan Ciawi dan Rp436,97 miliar untuk Bendungan Sukamahi.

 

sumber : antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement