Kamis 14 Dec 2017 22:43 WIB

Hasil Survei, Emil akan Unggul jika Gandeng Uu

Rep: Arie Lukihardianti/ Red: Bilal Ramadhan
Bupati Tasikmalaya Uu Ruzhanul Ulum.
Foto: Republika/Wihdan Hidayat
Bupati Tasikmalaya Uu Ruzhanul Ulum.

REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG -- Lembaga survei eLSID (Lingkar Studi Informasi dan Demokrasi), melakukan survei pada tingkat keterkenalan calon wakil gubernur Jawa Barat 2018 yang akan dipilih Ridwan Kamil. Hasilnya, popularitas dan elektabilitas Uu Ruzhanul Ulum mengalahkan pesaingnya dalam perebutan posisi.

Popularitas calon yang diusung PPP itu mengalahkan, Daniel Mutaqien (calon wakil gubernur yang diusung Golkar), serta Maman Imanulhaq, dan Syaiful Huda (dari PKB). Menurut Direktur eLSID Dedi Barnadi, berdasarkan survei yang dilakukan pada 30 November-8 Desember dengan 630 responden yang tersebar di seluruh Jawa Barat itu, tingkat popularitas Uu mencapai 34,6 persen, mengalahkan Maman (30,1 persen), Daniel (23,4 persen), dan Huda (20,6 persen). Dari tingkat elektabilitas pun, Bupati Tasikmalaya ini mengungguli para pesaingnya tersebut.

"Tingkat popularitas dan elektabilitas Uu hanya kalah oleh Abdullah Gymnastiar dan calon gubernur, yaitu Deddy Mizwar, Ridwan Kamil, dan Dedi Mulyadi," ujar Dedi Barnadi, saat merilis hasil survei tersebut, di Jalan Trunojoyo, Bandung, Kamis (14/12).

Tak hanya itu, menurut Dedi, saat seluruh calon wakil Emil tersebut disimulasikan, pasangan Ridwan Kamil-Uu Ruzhanul Ulum meraih suara tertinggi dibanding saat Emil dipasangkan dengan ketiga calon wakil lainnya.

Simulasi pasangan Ridwan Kamil-Uu Ruzhanul Ulum, kata dia, meraih 37,1 persen, sedangkan Ridwan Kamil-Daniel (35,4 persen), Ridwan Kamil-Maman (34,7 persen), dan Ridwan Kamil-Huda (33,8 persen).

"Saat kami simulasikan dengan kandidat dari partai lain, Ridwan-Uu meraih 37,1 persen, mengalahkan Deddy Mizwar-Ahmad Syaikhu (27,5 persen), dan Puti Guntur Soekarno-Mulyadi (7,1 persen)," katanya.

Menurut Dedi, responden yang belum memilih pada simulasi itu sebanyak 28,3 persen. Ia menilai, Pilgub Jawa Barat 2018 tidak terlepas dari isu lokal yang berkembang saat ini. Faktor kemampuan dalam menyelesaikan permasalahan ekonomi menjadi alasan terpenting dalam memilih pemimpin.

Selain itu, kata dia, faktor keagamaan pun menjadi alasan penting yang diperhatikan masyarakat ketika memilih pemimpin. Dalam survei ini, alasan memilih pemimpin karena mampu menyelesaikan permasalahan ekonomi dipilih 22,7 persen responden.

Kemudian, faktor kejujuran dipilih 11,5 persen, keberpihakan ke masyarakat 10,8 persen dan faktor keagamaan 10,5 persen. Dedi mengatakan, faktor keagamaan menjadi alasan yang diperhatikan masyarakat mengingat berbagai fenomena yang muncul belakangan ini.

Ia menilai, kondisi yang terjadi saat pilkada DKI Jakarta 2017 akan berpengaruh terhadap pilgub Jawa Barat 2018. Terlebih, kata dia, barisan koalisi di pilgub Jabar saat ini sangat mirip dengan pilkada Jakarta.

"Nasdem, PKB, dan Golkar dukung Ridwan Kamil. Dan sepertinya Gerindra, PKS, dan PAN akan kembali berkoalisi di pilgub Jabar," katanya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement