REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Meski Outbreak Response Immunization (ORI) yaitu pemberian imunisasi setelah mendapat laporan kejadian luar biasa (KLB) difteri dilaksanakan dipusat kesehatan masyarakat (puskesmas) dan pos pelayanan terpadu (posyandu), Kementerian Kesehatan (Kemenkes) fokus pelaksanaannya di sekolah-sekolah. Dirjen Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) Kemenkes Mohamad Subuh mengatakan, sasaran ORI sebenarnya luas, yaitu usia satu hingga di bawah19 tahun.
"Anak usia dibawah 19 tahun itu kan biasanya kelas 3 sekolah menengah atas (SMA) nah kami konsentrasi mayoritas sekolah dulu karena karena pekan depan murid-murid ini libur," katanya saat dihubungi Republika, Rabu (13/12).
Baca juga: Imunisasi Difteri Menggunakan Vaksin Buatan Indonesia
Meski demikian, kata dia, ORI difteri juga serentak dilayani di puskesmas dan posyandu karena mengingat ada anak kecil seperti yang berusia satu tahun. Kemenkes mengharapkan ORI difteri bisa diberikan pada sebanyak mungkin anak-anak.
"Kalau konsentrasi (pelaksanaan ORI) di banyak sekolah maka banyak cakupannya," ujarnya.
Ia menambahkan Kemenkes menyasar 7,9 juta anak yang tinggal di 12 kabupaten di tiga provinsi yaitu DKI Jakarta, Jawa Barat, dan Banten, bisa mendapatkan ORI difteri.