REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kementerian Kesehatan (Kemenkes) memberikan beberapa imbauan orang tua atau keluarga dari anak yang demam setelah mendapatkan Outbreak Response Immunization (ORI) yaitu pemberian imunisasi setelah mendapat laporan kejadian luar biasa (KLB) difteri. Dirjen Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) Kemenkes Mohamad Subuh mengatakan, kalaupun memang ada keluhan efek samping pascamendapatkan ORI rata-rata mengalami demam atau sedikit pegal-pegal karena disuntik sebelah kiri.
Meski keluhan yang ada tidak dilaporkan berkepanjangan, Kemenkes memberikan imbauan khusus. "Setiap orang tua mendapat pemberitahuan dulu mengenai jika terjadi efek samping setelah imunisasi. Kemudian orang tua juga dibekali obat anti demam parasetamol," ujarnya saat dihubungi Republika, Rabu (13/12).
Obat parasetamol ini, kata dia, hanya diminum kalau sang buah hati atau keluarga setelah mendapatkan ORI mengalami demam atau sakit. Kalau tidak mengalami demam, Subuh meminta supaya parasetamol ini tidak dikonsumsi.
"Tetapi kalau sudah diminum dan tetap sakit maka orang tua bisa mendatangi pusat kesehatan masyarakat (puskesmas) tempat mendapat imunisasi ini atau melaporkannya ke sekolah untuk diteruskan ke puskesmas," ujarnya.
Nantinya mungkin ada pemeriksaan oleh dokter puskesmas tersebut untuk diketahui apakah mendapatkan tindakan lebih lanjut. Subuh mengklaim, Kemenkes telah mengantisipasi hal ini apalagi memiliki pengalaman sukses melaksanakan imunisasi measles rubella (MR) dua bulan lalu.