Rabu 13 Dec 2017 12:33 WIB

'Tarik Buku Pelajaran Tertulis Yerusalem Ibu Kota Israel'

Rep: Andrian Saputra/ Red: Andi Nur Aminah
Buku IPS Jilid 6A terbitan Yudhistira menuliskan Yerussalem sebagai ibu kota Israel, sedangkan Ibu Kota Palestina kosong.  Buku ini memicu protes dan meminta penerbit menarik kembali buku-bukun tersebut
Foto: Andrian Saputra/Republika
Buku IPS Jilid 6A terbitan Yudhistira menuliskan Yerussalem sebagai ibu kota Israel, sedangkan Ibu Kota Palestina kosong. Buku ini memicu protes dan meminta penerbit menarik kembali buku-bukun tersebut

REPUBLIKA.CO.ID, SOLO -- Laskar Umat Islam Surakarta (LUIS) mengadukan temuan terkait penulisan Yerusalem sebagai Ibu Kota Israel di sebuah buku pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) jilid 6A. Pada halaman 56, tepatnya dalam table 3.1 tertera tentang negara-negara di Benua Asia, dituliskan 18 negara di Benua Asia berikut dengan ibu kotanya. Pada kolom Asia Barat, tepatnya di nomor 7, Ibu Kota Israel ditulis Yerusalem.

Sementara pada nomor 12, Ibu Kota Palestina tak tuliskan. Pada kolom Ibu Kota Palestina hanya ditulis dengan tanda strip. LUIS meminta pemerintah melalui Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan untuk segera mengambil sikap dengan menarik seluruh buku yang diketahui diterbitkan oleh penerbit Yudhistira itu.

"Kami ingin meluruskan dan karena sifatnya nasional kami meminta untuk ditarik semuanya," tutur Sekretaris Jendral LUIS, Yusup Suparno usai audiensi tentang buku tersebut dengan Dinas Pendidikan Kota Solo pada Rabu (13/12).

Lebih lanjut Yusuf juga mendesak penulis buku yaitu Budi Hartawan untuk segera meminta maaf kepada masyarakat atas kekeliruan penulisan Jerusalem sebagai Ibu Kota Israel. Yusup berharap dapat bertemu dengan penulis buku yang sudah diterbitkan sejak 2006 tersebut untuk memperoleh keterangan jelas.

Menurutnya, kesalahan penulisan Ibu Kota tersebut sangat fatal terutama bagi siswa didik, terlebih buku tersebut telah diterbitkan sejak 2006. Yusuf mengatakan kekeliruan itu membuat siswa memahami Yerusalem sebagai Ibu Kota Israel dan bukan Tel Aviv.

"Ini sangat fatal, ini jelas membentuk opini. Anak ditanya mana ibu kota Israel pasti nanti dijawab Yerusalem, lalu ditanya mana Palestina dijawab tidak ada. Ini juga berkaitan dengan aqidah karena Jerusalem termasuk kota suci," katanya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement