REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Selasa (12/12) pagi, dunia pendidikan dibuat heboh dengan beredarnya sebuah buku pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial kelas 6 SD yang mencantumkan Yerusalem sebagai Ibu Kota Israel. Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) mengatakan akan memanggil pihak penerbit untuk dimintai klarifikasi dan keterangannya terkait isi buku tersebut.
"Kami sedang mendalami sebagaimana informasi yang beredar bahwa ada buku pelajaran SD diduga sebut Yerusalem Ibu Kota Israel. Untuk mendapatkan kejelasan, kami akan memanggil penerbit untuk dimintai klarifikasi," ujar Ketua KPAI Susanto dalam pesan singkat yang diterima Republika.co.id, Selasa (12/12).
Susanto menyatakan saat ini pihaknya sedang mencari waktu yang pas untuk bertemu dengan pihak penerbit untuk dimintai keterangan. Kedepannya jika kedapatan buku tersebut benar diterbitkan oleh suatu penerbit maka buku tersebut harus ditarik dan dikoreksi.
"Jika benar itu diterbitkan oleh suatu penerbit tentu buku tersebut harus ditarik dan dikoreksi. Jangan memberikan informasi yang sesat untuk anak bangsa," ucap Susanto.
Sementara itu Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) Muhadjir Effendy menyatakan sejak selasa pagi keberadaan buku tersebut sudah dihapus dalam daftar buku sekolah elektronik (BSE) milik Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud). Ke depannya Kemendikbud akan menelaah isi buku terlebih dahulu kemudian menentukan seberapa signifikan tingkat kesalahan dan tindakan selanjutnya.
Berita mengenai buku pelajaran itu sendiri mulai ramai diperbincangkan setelah pada Selasa (12/12) pagi sebuah akun twitter @Gussumbogo mengunggah temuannya tentang buku pelajaran IPS Kelas 6 SD yang diterbitkan oleh penerbit PT Yudhistira menyebut Ibukota Israil adalah Yerusalem.
Akun tersebut menuliskan, Mohon diselidiki, Buku IPS Kelas 6 SD yang diterbitkan oleh Yudhistira. Disitu tertulis Ibu Kota Israel adalah Jerussalem, Palestina ada tertulis tapi ga ada ibukotanya.
Ikuti Whatsapp Channel Republika
