Selasa 12 Dec 2017 14:20 WIB

Perebutan Kursi Ketua DPR Dinilai Singkirkan Kroni Setnov

Rep: Umar Mukhtar/ Red: Karta Raharja Ucu
Tersangka kasus korupsi KTP elektronik Setya Novanto keluar dari mobil tahanan untuk menjalani pemeriksaan di Gedung KPK, Jakarta, Selasa (12/12).
Foto: Antara/Wahyu Putro A
Tersangka kasus korupsi KTP elektronik Setya Novanto keluar dari mobil tahanan untuk menjalani pemeriksaan di Gedung KPK, Jakarta, Selasa (12/12).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Direktur Eksekutif Indonesia Political Review, Ujang Komarudin mengungkapkan banyaknya nama-nama calon yang akan menggeser Setya Novanto dari kursi ketua DPR bakal membuat kroni-kroni Novanto tersingkir. Namun di satu sisi, ia mengakui, ada dampak negatifnya.

"Dengan banyaknya nama yang muncul di luar faksi Setnov, maka akan semakin bagus, karena akan juga menggerus kroni-kroninya Setnov," kata Pengamat Politik dari Universitas Al-Azhar Indonesia ini, kepada Republika.co.id, Selasa (12/12).
 
Meski begitu, Ujang menjelaskan, banyaknya calon pengganti Setnov tentu memiliki dampak negatif tersendiri terhadap fraksi Golkar di DPR. Sebab menurut dia, hal itu bisa menimbulkan situasi terjadinya pengkotak-kotakan di dalam fraksi Golkar. Sehingga, saling sikut sesama anggota fraksi dapat terjadi.
 
Terlebih, ada nama baru yang muncul sebagai pengganti Setnov, yakni Siti Hediati Hariyadi alias Titiek Soeharto. Saat ini Titiek menjabat sebagai Wakil Ketua Dewan Pakar Partai Golkar.
 
"Nama Titiek Soeharto akan menambah pengkotakan di Golkar. Dampaknya akan buruk bagi Golkar. Di saat Golkar harus bangkit, justru yang terjadi saling sikut. Golkar bisa saja ditinggalkan oleh konstituennya," kata dia.
 
Nama-nama yang bermunculan sebagai calon penggeser Setnov dari kursi Ketua DPR, yaitu Aziz Syamsuddin, Bambang Soesatyo, Agus Gumiwang, dan Zainudin Amali. Menurut Ujang, berapapun jumlah calon pengganti Ketua DPR Setnov, maka di antara kubu-kubu tersebut akan saling 'gebuk'.
 
"Berapa pun jumlahnya, jika terkait jabatan, maka akan saling gebuk," katanya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement