REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Anggota DPR dari Fraksi Partai Golkar Aziz Syamsuddin mengakui hasil rapat Badan Musyawarah (Bamus) DPR tidak akan membacakan isi surat dari Setya Novanto soal penunjukan dirinya sebagai Ketua DPR. Sehingga dengan demikian, rapat paripurna penutupan masa persidangan II pada Senin (11/12) hari ini tidak akan melantik dirinya sebagai pengganti Novanto.
"Nanti kita saksikan di paripurna. Kita kan sudah serahkan ke pimpinan dan mekanismenya agar tertib. (Surat) Dibacakan di rapat paripurna. Tadi kesimpulan rapat untuk dibacakan daripada pengunduran diri tapi substansi tidak dibacakan," ujar Aziz usai rapat Bamus di Ruang Pimpinan DPR, Nusantara III Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta pada Senin (11/12).
Aziz enggan mempersoalkan dirinya yang tidak jadi dilantik menjadi ketua DPR. Hal ini karena banyak pertentangan khususnya dari internal fraksi Partai Golkar sendiri atas penunjukan tersebut.
"Ya kita lihat lah biar enggak gaduh. Kita kan enggak mau politik jadi gaduh. Bagi saya enggak ada masalah, kita lihat mekanisme dan prosedur," kata Ketua Badan Anggaran DPR tersebut.
Ia mengatakan, surat tersebut hanya merespon dari permintaan Mahkamah Kehormatan Dewan yang meminta Novanto mundur dari Ketua DPR tersebut. Karenanya adanya surat itu membuat posisi Ketua DPR kosong dimulai saat surat dibacakan resmi di paripurna hari ini.
Namun karena ada perbedaan pandangan dari internal Partai Golkar maka akhirnya agar tidak terjadi kegaduhan, Bamus menyepakati penundaan tindaklanjut surat tersebut. "Agar tidak terjadi gaduh meluas disepakati dalam bamus untuk menunda untuk membacakan surat tersebut dirapat paripurna," ujarnya.
Ia melanjutkan dengan ditunda tindaklanjut tersebut, nanti pimpinan DPR akan mengirim surat kepada pimpinan fraksi untuk ditindaklanjuti ke Partai Golkar. Diketahui surat penunjukan Aziz sebagai Ketua DPR banyak ditolak oleh mayoritas anggota Fraksi Partai Golkar di DPR.
Bahkan, sebagian besar anggota Fraksi Golkar ramai-ramai sempat melakukan penggalangan tandatangan untuk menolak penunjukan Aziz sebagai pengganti Novanto. Penggalangan tandatangan itu berlangsung di Ruang Rapat Badan Urusan Rumah Tangga (BURT) DPR, Nusantara II, Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta pada Senin (11/12).
"Ya betul (penggalaangan tandatangan menolak Aziz)," ujar Anggota Fraksi Partai Golkar sekaligus anggota Dewan Pembina Partai Golkar Fadel Muhammad usai ikut penandatanganan.