Senin 11 Dec 2017 13:51 WIB

Aplikasi Peringatan Banjir akan Digunakan di Citarum

Rep: Arie Lukihardianti/ Red: Indira Rezkisari
Aplikasi Peringatan Bencana Dini untuk Mitigasi Risiko Banjir Sungai Citarum, Flood Early Warning and Early Action System (FEWEAS) yang telah di launching di Kota Bandung, Senin (11/12).
Foto: Republika/Edi Yusuf
Aplikasi Peringatan Bencana Dini untuk Mitigasi Risiko Banjir Sungai Citarum, Flood Early Warning and Early Action System (FEWEAS) yang telah di launching di Kota Bandung, Senin (11/12).

REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG -- Pemerintah Kota Bandung berencana mengurangi risiko bencana banjir DAS (daerah aliran sungai) Citarum dengan bantuan aplikasi FEWEAS (Flood Early Warning and Early Action System). Aplikasi ini akan memberikan peringatan bencana dan mitigasinya dengan mudah karena dapat diunduh di App Store dan Google Store.

Aplikasi tersebut dibuat sebagai inisiatif International Federation of Red Cross and Red Crescent Socities (lFRC), Palang Merah Indonesia (PMI) dan Zurich Insurance Indonesia, bekerja sama dengan tim riset Teknologi Bandung (ITB). Bersama dengan Perum Jasa Tirta 2, BBWS, BPBD Jawa Barat, dan Pemprov Jawa Barat, keempat institusi tersebut nantinya akan bahu-membahu mengelola pemanfaatan FEWEAS untuk mitigasi risiko banjir bagi masyarakat yang berpemukiman di wilayah Daerah Aliran Sungai Citarum.

Menurut Ketua Leneliti lTB Dr Armi Susandi, FEWEAS Citarum dibangun dengan sistem tercanggih. Sehingga, memberikan informasi prediksi cuaca ekstrim dan banjir secara tepat untuk 3 hari ke depan. Khususnya, untuk wilayah Daerah Aliran Sungai Citarum. Peringatan banjir dihasilkan dari kombinasi antara prediksi cuaca dengan prediksi genangan resolusi dan ketepatan tinggi.

"Selain prediksi cuaca dan genangan, FEWEAS Citarum juga menyediakan prediksi curah hujan jangka panjang, hingga 5 tahun ke depan," ujar Armi kepada wartawandalam peluncuran FEWEAS di Hotel Novotel, Senin (11/12).

Armi menjelaskan, prediksi curah hujan dan kerentanan iklim tersebut dapat dimanfaatkan selain untuk prediksi banjir jangka panjang juga untuk antisipasi kekeringan. Dalam aplikasi itu, pihaknya didukung data dari BBWS dan PJT II. Teknologi FEWEAS ini, merupakangenerasi kedua dari sistem yang diterapkan di Bengawan Solo.

Kelebihan dari aplikasi ini, kata dia, menyajikan informasi terkini tentang prediksi kejadian 3 hari mendatang dalam skala desa. Yakni, ada informasi cuaca, penggambaran gerangan kalau biru aman, genangan Warna putih, merah siap-siap siaga, dan informasi tentang cuaca jangka panjang serta sawah soal masa tanam.

"Sangat sedikit gagalnya, di Indramayu misalnya 90 persen berhasil," katanya.

Menurut Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Jabar Dicky Saromi,FEWEAS ini dibuat untuk DAS Citarum dan tidak seluruh DAS Indonesia mendapatkan ini. Apalagi, bencana hidrologi saat ini memang menjadi perhatian pemerintah Jabar. Terutama, Sungai Citarum yang menjadi tempat menggantungnya 25 juta penduduk Jabar.

"Melalui aplikasi ini, akan berkontribusi banyak terutama dalam menurunkan risiko bencana,"katanya.

Pemerintah, kata dia, saat ini memang tengah berupaya mengurangi kerentanan dan menaikan kapasitas dalam penanggulangan bencana hidrologi tersebut.BPBD, akan menanggulangi bencana dari sisi kapasitas SDM dan peralatannya, pengelolaan bencana dan manajemen serta kapasitas ilmu pengetahuan dan teknologi. "FEWEAS itu, kabar gembira. Peringatan dini mengurangi resiko bencana," katanya.

Giorgio Ferrario, Head of Delegation for the IFRC Country Cluster Support Team in Indonesia mengatakan, banjir tidak hanya menyebabkan masalah kesehatan ataupun kerusakan jalur transportasi dan infrastruktur lainnya. Namun juga, kesejahteraan hidup masyarakat banyak. Oleh karena itu, penanggulangan risiko-risiko kerugian akibat banjir tidak dapat dilihat secara sektoral, melainkan harus melibatkan sinergi dan kolaborasi strategis dari semua pemangku kepentingan. Yakni, mulai dari pemerintah, swasta, NGO, juga kalangan akademisi. Dengan dukungan dan keterlibatan dari berbagai pihak atas FEWEAS.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement