REPUBLIKA.CO.ID, BATANG -- Atas kepeduliannya terhadap mitigasi bencana berbasis masyarakat di lingkungan sekitar PLTU Jawa Tengah, PT Bhimasena Power Indonesia (BPI) diganjar penghargaan oleh Palang Merah Indonesia (PMI).
Penghargaan diberikan berkat partisipasiaktif PT BPI, yang dinilai cukup proaktif terhadap aktivitas penanggulangan bencana, melalui program Pengurangan Resiko Bencana Berbasis Masyarakat (PERTAMA).
Khususnya di area terdampak pembangunan proyek PLTU berkapasitas 2 X 1.000 Mega Watt (MW) yang berada di wilayah Kabupaten Batang, Jawa Tengah.
Direktur Operasional BPI, Shiroki Yamashita penghargaan ini diberikan bersamaan dengan kegiatan penanaman 6.000 pohon mangrove dan 1.500 pohon cemara di Muara Kalisono, Desa Ujungnegoro, Batang, Jawa Tengah.
"Partisipasi BPI pada program PERTAMA merupakan wujud komitmen perusahaan dalam mengajak masyarakat untuk bersama-sama membangkitkan kepedulian terhadap kawasan pesisir," ujarnya dalam keterangan pers yang diterima Republika, Sabtu (9/12).
Ia juga mengungkapkan, program PERTAMA tersebut adalah program inisiatif Palang Merah Amerika dan Badan bantuan Pembangunan Internasional Amerika (USAID) yang telah dimulai sejak 2016, di kawasan Batang.
Program tersebut merupakan aktivitas daripeningkatan kapasitas dan kemampuan bagi masyarakat, dalam menghadapi bencana melaluipembentukan relawan Siaga Bencana Berbasis Masyarakat (SIBAT). Program ini, lanjutnya, diterapkan oleh USAID bersama dengan PMI Kabupaten Batang, di wuilayah Desa Karangasem dan Desa Klidang Lor di Kecamatan Batang.
PT BPI selanjutnya mengadopsi program ini dengan menerapkan di wilayah Desa Ujungnegoro Kecamatan Kandeman serta di Desa Kedungsugo khususnya di Dukuh Roban Barat, di wilayah Kecamatan Batang.
Dalam menukung program ini PT BPI yang merupakanperusahaan joint venture yang didirikan konsorsium J-Power, PT Adaro Power serta Itochu Corporation inimemberikan sejumlah pelatihan kepada masyarakat disekitar PLTU Jawa Tengah.
Pelatihan yang diberikan antaran lainseputar penanggulangan bencana, pemetaan desa, kampanye Penyadaran Resiko Bencana (PRB), penyusunan Peraturan Desa mitigasi skala kecil, serta penguatan hutan pantai melalui penanaman mangrove dan cemara.
"Ia juga berharap, program ini dapatmendorong masyarakat untuk semakin peduli terhadap program penanggulanganbencana di kawasan pesisir. Khususnya di sekitar lingkungan PLTU Jawa Tengah," kata Yamashita.