Sabtu 09 Dec 2017 09:55 WIB

Denny JA: 6 Nama Ini Mampu Bawa Perubahan Bagi Golkar

Rep: Febrianto Adi Saputro/ Red: Andi Nur Aminah
Partai Golkar (ilustrasi)
Foto: Republika
Partai Golkar (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Peneliti Lembaga Survey Indonesia (LSI), Denny Januar Ali (JA) memaparkan bahwa berdasarkan hasil survey nasional, FGD, wawancara mendalam dan media analisis yang dilakukan LSI sepanjang November dan Desember 2017, Partai Golkar menyimpan enam tokoh rising stars. "Mereka memang belum menjadi super star. Namun jika partai ini terkonsolidasi, mereka sangat potensial menjadi darah segar politik nasional," kata Denny dalam keterangan tertulis yang diterima Republika.co.id, Sabtu (9/12).

Denny menyebut keenam nama tersebut antara lain Airlangga Hartarto, Dedi Mulyadi, Nusron Wahid, Idrus Marham, Meutya Hafid dan Titiek Suharto (Siti Hediati Hariyadi). Denny mengatakan nama Airlangga Hartato disebut sebagi kandidat ketua umum terkuat yang akan membawa Golkar baru. Terdengar ia akan membawa semboyan Golkar Bersih, Golkar Bangkit.

"Publik luas membutuhkan Golkar yang bersih, memutus diri dari riwayat yang melilit, yang membuat partai ini terseok. Elit, kader dan pendukung Golkar merindukan Golkar yang bangkit," katanya.

Selain itu, nama Dedi Mulyadi juga sempat bersinar di Jawa Barat. Menurut Denny, ketika Indonesia terbelah oleh fragmentasi primordial, Dedi membawa pesan kultur yang toleran dan pro keberagaman. Ia juga menilai, Dedi merupakan tokoh yang mengambil risiko dan berinisiatif bagi lahirnya Golkar Baru.

Denny menyebut nama yang dinilai mampu memberi warna baru bagi Golkar adalah Nusron Wahid. Ia menilai Nusron akan memainkan peran yang sangat penting tak hanya untuk Golkar, tapi politik baru Indonesia.

Pelaksana tugas (Plt) Ketua Umum Partai Golkar, Idrus Marham juga disebut-sebut mampu membawa Golkar kembali bangkit. Dengan pengalaman organisasinya mengelola Golkar, basis akademik di dunia politik, dan insting panjang aktivismenya. "Ia termasuk tokoh yang bisa setia membela prinsip dan pimpinan dengan segala resikonya. Ia punya kemampuan visi konseptual dan sekaligus pemain lapangan," ujarnya.

Sedangkan Meutya Hafid, menjadi contoh profesional yang berhasil sebelum terjun ke politik praktis. Menurut Denny, sebagai jurnalis, ia mengambil risiko bahkan sempat disandera oleh pihak yang bertikai di Irak. Ia juga kerap mendapat penghargaan karena terobosan dan keberaniannya. Jika diberi peran cukup dalam Golkar Baru, ia percaya Wakil Ketua Komisi I DPR tersebut mampu bersinar di politik nasional.

Tidak hanya Meutya, putri Soeharto, Titiek Suharto juga dinilai berpotensi mewarisi darah biru Suharto di zaman now. "Dengan tambahan perangkat konseptual dan ketajaman taktik politik, Titiek juga potensial menjadi darah segar politik nasional," katanya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement