Jumat 08 Dec 2017 22:21 WIB

Marsekal Hadi Siap Lanjutkan Program Jenderal Gatot

Mantan Panglima TNI Jenderal TNI Gatot Nurmantyo (kanan) bersama pejabat baru Panglima TNI Marsekal TNI Hadi Tjahjanto (kiri) melakukan salam komando usai upacara pelantikan di Istana Negara, Jakarta, Jumat (8/12).
Foto: Antara/pus
Mantan Panglima TNI Jenderal TNI Gatot Nurmantyo (kanan) bersama pejabat baru Panglima TNI Marsekal TNI Hadi Tjahjanto (kiri) melakukan salam komando usai upacara pelantikan di Istana Negara, Jakarta, Jumat (8/12).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Panglima TNI Marsekal Hadi Tjahjanto mengucapkan terima kasih kepada pendahulunya Jenderal TNI Gatot Nurmantyo. Sebagai Panglima TNI yang baru dilantik, Hadi mengatakan akan melanjutkan program kerja yang sudah dicanangkan Gatot.

"Saya ingin mengucapkan banyak terima kasih kepada senior saya, Jenderal Gatot Nurmantyo yang selama ini telah membimbing saya untuk bisa sampai ke pucuk pimpinan. Banyak yang diberikan oleh beliau Jenderal Gatot. Kemudian apa yang sudah direncanakan Jenderal Gatot adalah sinkronisasi kekuatan terhadap pembangunan nasional," kata Hadi Tjanjanto di Istana Negara Jakarta, Jumat (8/12).

Presiden Joko Widodo hari JUmat melantik Marsekal Hadi Tjahjanto menggantikan Jenderal Gatot Nurmantyo berdasarkan Keputusan Presiden No 83/TNI/2017. "Sehingga ada lima program prioritas pembangunan di Natuna, Tarakan, Morotai, Biak, Merauke dan Selaru akan kita lanjutkan, karena itu adalah sejalan dengan program pembangunan yang sudah dicanangkan oleh Presiden Joko Widodo," jelasnya.

Program itu termasuk dengan pengadaan alat utama sistem persenjataan (alutsisita) TNI yang disesuaikan dengan Rencana Strategis (Renstra) 2014-2019. "Alutsista yang dimiliki TNI saat ini kita berpedoman pada 'Minimum Essential Force'. Saat ini sudah masuk renstra kedua 2014-2019 sehingga kita menunggu saja apa yang segera harus dipenuhi," ujarnya.

 

Di antaranya adalah pemenuhan pesawat tempur, kemudian ada beberapa pesawat transportasi, radar, dan kapal selam. "Itu yang sedang kita tunggu sehingga renstra kedua ini, jadi kalau renstra pertama pembagiannya 30 persen, 30 persen, dan 40 persen, semuanya jadi 100, dan saat ini kita menunggu realisasinya sampai dengan 2019 nanti renstra kedua harus sudah tercapai 30 persen," tambah Hadi.

Hadi pun belum memikirkan tentang mutasi perwira tinggi di lingkungan TNI setelah menduduki jabatan barunya itu. "Mutasi itu ada aturannya. Jadi aturannya adalah berdasarkan jukmin (petunjuk administrasi) yang ada adalah apabila personel tersebut sudah menduduki jabatan dua tahun, kemudian memang diperlukan untuk kedinasan dalam rangka mendukung tugas pokok dan mendukung visi dan misi pimpinan," ungkap Hadi.

Gatot pada 4 Desember 2017 lalu melakukan mutasi 85 perwira tinggi di lingkungan tiga matra, yakni TNI Angkatan Darat, Angkatan Laut dan Angkatan Udara berdasarkan Surat Keputusan Panglima TNI Nomor Kep/982/XII/2017.

Sebelum menjadi Panglima TNI, Hadi pernah menjabat sejumlah posisi strategis seperti Kepala Staf Angkatan Udara (KSAU) pada 2017, Irjen Kementerian Pertahanan (2016-2017), Sekretaris Militer Presiden (2015-2016), Komandan Lapangan Udara Abdulrachman Saleh, Malang (2015), Kepala Dinas Penerangan TNI AU (2013-2015), Komandan  Lanud Adi Sumarmo Solo (2010-2011). Marsekal TNI Hadi Tjahjanto merupakan lulusan Akademi Angkatan Udara tahun 1986 dan sekolah penerbang TNI AU tahun 1987.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement