REPUBLIKA.CO.ID, MALANG -- Gubernur Nusa Tenggara Timur Frans (NTT), Lebu Raya, mengungkapkan kegundahannya terkait posisi NTT sebagai provinsi berkategori terdepan, terluar, dan tertinggal (3T). Ia berharap wilayahnya tidak menjadi 4T dengan tambahan satu T (terlupakan).
"Kami ini sudah tertinggal, terpencil dan masuk wilayah terluar. Kami sudah minta Pak Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) agar jangan ditambah lagi dengan satu T, yakni terlupakan," kata Frans Lebu Raya di Malang, Jawa Timur, Kamis.
Frans mengungkapkan kegundahannya saat menjadi pembicara kunci pada simposium nasional "Melacak Kembali Kearifan Lokal Pendidikan di Indonesia Timur". Acara tersebut digelar Pusat Kajian Indonesia Timur Pendidikan dan Budaya (Puskitdaya) IKIP Budi Utomo Malang.
Agar NTT tidak menjadi 4T, gubernur juga meminta Mendikbud agar guru-guru yang diperbantukan di sekolah-sekolah swasta (yang dikelola gereja maupun Muslim) tidak ditarik. Sekolah swasta juga berperan penting dalam pengembangan dan peningkatan kualitas SDM melalui pendidikan.
Pada kesempatan itu, Frans juga mengungkapkan kegundahannya dengan hasil survei terkait peringkat pendidikan Indonesia di tingkat dunia yang berada di posisi bawah. Kegundahan berkaitan dengan sinyalemen yang mengatakan bahwa survei yang dilakukan itu mungkin di NTT, sehingga hasilnya tidak bagus dan membuat posisi Indonesia berada di bawah.
"Kalau memang itu betul, berarti ada yang tidak beres dalam dunia pendidikan di NTT. Kalau NTT dianggap kualitas pendidikannya buruk dan dianggap terbelakang, saya merasa bagaimana gitu,'' ujarnya. ''Saya tidak enak dan harus bagaimana, sebab saya sudah berupaya optimal memajukan pendidikan di provinsi ini.''