Selasa 05 Dec 2017 18:51 WIB

Upacara Militer, Lanal Yogyakarta Peringati Hari Armada RI

Upacara memeringari Hari Armada di Lanal Yogyakarta.
Foto: Dokumen.
Upacara memeringari Hari Armada di Lanal Yogyakarta.

REPUBLIKA.CO.ID, YOGYAKARTA -- Segenap prajurit dan Aparatur Sipil Negara (ASN) Pangkalan TNI Angkatan Laut (Lanal) Yogyakarta, mengikuti upacara dalam rangka Peringatan Hari Armada Republik Indonesia tahun 2017. Kegiatan dilaksanakan di Lapangan Apel Mako Lanal Yogyakarta, Jalan Melati Wetan, Baciro, Yogyakarta, Selasa (5/12).

Bertindak sebagai Inspektur Upacara (Irup) pada upacara tersebut Perwira Pelaksana (Palaksa) Lanal Yogyakarta, Letkol Laut (P) Siswo Widodo, yang mewakili Danlanal Yogyakarta, Kol Laut (P) Arya Delano, yang pada waktu yang bersamaan mengikuti upacara Peringatan ke-58 Hari Armada RI tahun 2017 di Koarmatim, Ujung, Surabaya.

Sedangkan yang bertindak sebagai Komandan Upacara (Danup) Kepala Balai Kesehatan (Ka BK) Lanal Yogyakarta, Kapten Laut (K) Ngadino. Adapun susunan pasukan upacara yakni peleton Perwira Menengah (Pamen), peleton gabungan Pama dan Korps Wanita TNI AL (Kowal), peleton Bintara, peleton Tamtama, dan peleton ASN Lanal Yogyakarta. Pada upacara tersebut dibacakan sejarah berdirinya armada Republik Indonesia.

Amanat Kepala Staf TNI Angkatan Laut (Kasal) Laksamana TNI Ade Supandi,  yang dibacakan Irup Letkol Laut (P) Siswo Widodo, pada upacara tersebut antara lain menyampaikan peringatan Hari Armada RI yang dilaksanakan setiap tahun, bukan merupakan serangkaian kegiatan seremonial semata. Namun di balik itu terdapat makna rasa syukur kepada Tuhan YME karena hingga saat ini Komando Armada RI masih dapat melaksanakan tugas sebagai Bhayangkari di laut.

"Juga merupakan wujud introspeksi dan evaluasi bagi jajaran Armada RI atas pelaksanaan tugas yang telah diemban, sehingga ke depan akan semakin baik," kata dia.

Palaksa Lanal Yogyakarta, juga menyampaikan  bahwa situasi dan perubahan lingkungan strategis, baik global, regional, maupun nasional, bergerak sangat cepat dan dinamis, sehingga sulit untuk diprediksi. Dinamika politik dan keamanan internasional maupun regional diwarnai berbagai isu.

Antara lain eksistensi kelompok ISIS, peningkatan ketegangan di Laut Tiongkok Selatan dan semenanjung Korea, modernisasi kekuatan militer di kawasan, sengketa perbatasan antarnegara, pelanggaran wilayah, kelangkaan energi, serta gangguan keamanan maritim dan keselamatan navigasi.

Dalam lingkup nasional, kecenderungan keamanan masih diwarnai adanya isu politik terutama dikaitkan dengan Tahun Politik 2018 sampai  2019, separatisme, gangguan keamanan di dan lewat laut serta kejahatan lintas negara (trans-national crimes) yang dapat mengancam integritas kedaulatan NKRI, menimbulkan kerugian negara dan mengganggu stabilitas keamanan nasional.

"Permasalahan tersebut bukanlah suatu hambatan namun merupakan tantangan yang harus kita hadapi bersama untuk mengamankan kepentingan nasional," ujarnya, dalam siaran pers.

Pembangunan kemampuan dan kekuatan armada TNI Angkatan Laut senantiasa diarahkan pada tercapainya pemantapan soliditas di antara komponen Sistem Senjata Armada Terpadu (SSAT). Akan tetapi, dilihat dari komposisi alutsista yang tergabung dalam SSAT saat ini, papar dia, belum sepenuhnya mampu untuk melaksanakan tugas penegakan kedaulatan negara di laut secara optimal.

Oleh karena itu, TNI AL sebagai komponen utama pertahanan negara di laut, harus tetap membina dan mengembangkan kekuatan Armada RI untuk menjadi kekuatan yang kuat, andal dan profesional. Sehingga dapat menjalankan setiap tugas guna menegakkan kedaulatan negara, mempertahankan keutuhan wilayah NKRI, serta melindungi bangsa dan seluruh tumpah darah Indonesia.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement