REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ketua DPD I Partai Golongan Karya (Golkar) Jawa Barat, Dedi Mulyadi mengatakan suara partai Golkar sudah bulat dan kompak untuk melaksanakan musyawah nasional luar biasa (munaslub).
"Kalau DPD I di seluruh Indonesia berkumpul dan DPD II- nya, , itu kedaulatan siapa,kedaulatan kita bersama unsur DPP yang menginginkan munas perubahan," kata Dedi di Purwakarta, Senin (4/12) malam.
Dia mengatakan saat ini pemegang suara kedaulatan di Golkar sudah bulat termasuk Trikarya. Ormas Trikarya tersebut adalah Sentral Organisasi Karyawan Swadiri Indonesia (SOKSI), Kesatuan Organisasi Serbaguna Gotong Royong (Kosgoro) 1957 dan Musyawarah Kekeluargaan Gotong Royong (MKGR).
"Berarti seluruh pemegang suara kedaulatan partai Golkar sudah bulat. Maaf ya tidak ada momentun Golkar tidak ada sebulat ini. Jadi kalau ngomong Golkar sangat solid (kompak) , sekarang Golkarlah yang paling solid (kompak)," kata Dedi.
Sementara itu, mantan ketua umum DPP Partai Golkar yang juga merupakan Wakil Presiden, Jusuf Kalla, mengatakan, Anggaran Dasar dan Rumah Tangga (AD/ART) Partai Golkar akan mencegah potensi kubu pro-Setya Novanto menggagalkan musyawarah nasional luar biasa Partai Golkar.
Terkait waktu penyelenggaraan munaslub Golkar, Kalla sebagai politisi senior Partai Golkar itu meminta publik untuk menunggu karena pada intinya sebagian besar DPD tingkat I dan II menghendaki dan telah mengirimkan permintaan munaslub kepada DPP Partai Golkar. Menanggapi hal tersebut, Dedi mengharapkan elit-elit Golkar yang di Jakarta untuk memperjuangkan pelaksanaan munaslub dan merespon tuntutan DPD I.
"Elit di Jakarta harus berjuang merespon tuntutan DPD I itu. Kalau DPP tidak mau pleno untuk melakukan penetapan munaslub. Kita buat munas aja DPD I dan mengundang unsur DPP yang menginginkan perubahan di Golkar dan bisa dilakukan," kata Dedi.