REPUBLIKA.CO.ID, GUNUNG KIDUL -- Air danau dadakan di Dusun Wediwutah, Desa Ngeposari, Kabupaten Gunung Kidul, Daerah Istimewa Yogyakarta, sudah surut. Namun kini menyebabkan puluhan hektare lahan pertanian rusak. "Lahan pertanian yang rusak akibat genangan itu sekitar 35 hektare, karena terendam selama beberapa hari, otomatis tanaman di sana mati semua," kata Kepala Dusun Wediutah, Diarto, di Gunung Kidul, Senin (4/12).
Ia mengatakan akibat luapan air dari Sumber Mata Air Ngreneng telah menggenangi lahan seluas kurang lebih 30 hektare. Selain luas, ketinggian air yang berwana bening kehijauan itu kira-kira mencapai 20 meter. Ketinggian air diketahui karena ada tiga tiang listrik di area luapan yang tenggelam hingga tidak terlihat.
Diarto mengatakan pihaknya masih menghitung jumlah terdampak genangan air tersebut. "Saat ini masih dihitung secara pasti jumlah kerugian akibat genangan itu," katanya.
Ia mengatakan sumber air yang disebut juga wireneng itu saat ini debit airnya mendekati normal. Oleh warga sekitar sumber air tersebut dikenal karena kejernihan airnya. "Sekarang alirannya sudah normal seperti biasa, namun menyisakan lumpur di bekas genangan air," katanya.
Warga Wediwutah Adi Suwito mengatakan melubernya sumber Ngreneng sempat membuat dirinya khawatir. Dia dan keluarganya sempat mengemasi barang di rumahnya untuk mengungsi. Setiap malam warga menandai ketinggian air dengan menaruh batu di sekitar jalan antar dusun. "Istri saya sudah mengemasi baju jika sewaktu-waktu air naik sampai ke rumah," ucapnya.