REPUBLIKA.CO.ID, BEKASI -- Kejadian Luar Biasa (KLB) difteri akhir-akhir ini bermunculan di berbagai daerah, salah satunya di wilayah Jawa Barat. Kota Bekasi adalah wilayah yang tak luput dari serangan penyakit difteri ini.
Kepala Bidang Pencegahan, Pengendalian Penyakit Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Bekasi, Dezi Syukrawati menyebut di Kota Bekasi sendiri setidaknya lebih dari delapan kasus penderita difteri ditemukan di Kota Bekasi. "Ada 12 kasus yang ditemukan di bulan Januari hingga november 2017," ujar dia.
Ia menyebut satu kasus terakhir di Bulan November sudah tertangani dengan baik oleh pihak Dinkes Kota Bekasi. Ketika pihaknya mendapatkan laporan terkait adanya kasus difteri, pihaknya langsung melakukan penanganan surveilan terhadapnya.
Dezi mengatakan, penanganan itu dilakukan dengan memeriksa epidomologis terhadap pasien dan keluarga pasien terlebih dahulu, terlebih mengenai status imunisasinya. "Salah satu penyebab terjangkitnya penyakit difteri itu memang karena daya tahan tubuhnya tidak ada, jadi rentan," ujarnya.
Dia melanjutkan, pihaknya pun juga menanyakan apakah pasien pernah mendapatkan imunisasi atau tidak. Dinkes lalu memberikan penanganan sesuai dengan prosedurnya terhadap pasien, termasuk pemeriksaan uji lab pada bagian yang terjangkit difteri.
Dengan tertanganinya kasus-kasus difteri di Kota Bekasi, ia mengatakan secara program, program imunisasi di Kota Bekasi memang dinilai telah tercapai. "Namun bila memang ditemukan kasus difteri, kita selalu telusuri apakah benar yang bersangkutan warga Bekasi? Atau baru pindah ke Bekasi? Seperti itu," tuturnya.
Di samping itu, saat pasien dinyatakan positif difteri, maka pihaknya pun sesegera mungkin untuk mencarikan Anti-Difteri (ADF) sebagai tahapan pengobatan. "Alhamdulillah selama ini kita selalu berkoordinasi dengan baik dengan provinsi dan kementrian perihal ADF itu," katanya. Sehingga, menurutnya, selama ini kebutuhan ADF itu bagi Kota Bekasi selalu terpenuhi.
Dezi melanjutkan, bilamana di daerah lain ditemukan kasus ADF namun tak terselamatkan, ia menyebut hal itu karena berbagai kemungkinan. Salah satunya karena mungkin para pasien sudah terlambat untuk tertanganinya. Namun ia berujar, semua pihak termasuk Dinkes Kota Bekasi akan selalu bergerak cepat bila memang mendapatkan informasi mengenai pasien yang diduga terjangkit difteri itu.