Ahad 03 Dec 2017 18:16 WIB

Jokowi-Gatot Raih Survei Tertinggi Pilpres 2019

Rep: Debbie Sutrisno/ Red: Indira Rezkisari
Direktur Eksekutif Indo Barometer Muhammad Qodari memaparkan hasil survei Capres 2019 di Jakarta, Ahad (3/12).
Foto: Republika/Prayogi
Direktur Eksekutif Indo Barometer Muhammad Qodari memaparkan hasil survei Capres 2019 di Jakarta, Ahad (3/12).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Hasil survei terbaru Indo Barometer menempatkan calon presiden dan calon wakil presiden, Joko Widodo-Gatot Nurmantyo, meraih tingkat paling tinggi dengan 47,9 persen. Sedangkan jika Joko Widodo dipasangkan dengan Tito Karnavian nilainya hanya mencapai 41,5 persen.

Namun, jika Joko Widodo (Jokowi) disandingkan dengan Budi Gunawan maka raihan nilai survei mencapai 41,2 persen. Sementara saat diduetkan dengan Sri Mulyani mereka berhasil meraih 43,4 persen.

Nama Panglima TNI Gatot Nurmantyo memang mulai banyak diperhitungkan. Dia pun kerap muncul di layar televisi melalui pemberitaan media. Hal tersebut membuat Gatot masuk dalam kandidat kuat mendampingi Presiden Jokowi dalam Pilpres 2019.

Direktur Indo Barometer Muhammad Qodari mengatakan ada tiga nama yang namanya terus mencuat di kalangan masyarakat. Mereka adalah Agus Harimurti Yudhoyono (AHY), Anies Baswedan, dan Gatot Nurmantyo.

"Calonnya bisa dari mana saja. Kemudian ini tergantung dari dukungan partai sebetulnya," kata Qodari, Ahad (3/12).

Dari hasil survei, syarat yang pas untuk memdampingi Jokowi pada Pilpres dua tahun mendatang yakni dari kalangan militer mencapai 22,5 persen. Kemudian disusul dengan kriteria berpengalaman dalam pemerintahan 14,3 persen dan dekat dengan rakyat.

Sebagai Panglima TNI Gatot cukup kuat pada nomor satu dan tiga. Sedangkan AHY kuat selain dari militer dia pun memiliki sokongan dari partai Demokrat yang dipimpim oleh Susilo Bambang Yudhoyono (SBY). Terlebih AHY merupakan putra dari SBY yang juga sempat duduk sebagai Presiden Indonesia.

Politikus PDIP Maruar Sirait mengatakan, perbandingan wakil presiden yang akan menemani Jokowi dalam Pilpres mendatang masih sulit diprediksi. Sebab banyak nama-nama baru seperti Anies Baswdan dan AHY. Bahkan nama-nama ini juga sempat diisukan akan maju menjadi penantang Jokowi dalam Pilpres nanti.

"Nama bisa muncul dari mana saja. Dan nama yang muncul ini bisa saja menjadi wapres Jokowi. Politik sangat dinamis," ujarnya.

Sekjen Partai Demokrat Hinca Panjaitan menyatakan, survei yang dilakukan oleh lembaga survei Indo Barometer itu pada dasarnya telah menunjukkan tren kenaikan yang positif bagi AHY untuk maju sebagai salah satu kontestan capres maupun cawapres 2019 mendatang.

AHY pun memiliki karakter yang sesuai dengan generasi masa kini. Dia kemungkinan akan menjadi faktor penting dam pembeda dalam pemilihan presiden mendatang termasuk Jokowi. "Kami (Demokrat) bersepakat mendukung dia (AHY) keliling dulu sebanyak-banyaknya pada masyarakat, melakukan sesuatu yang konkrit. Karena mas AHY belum punya kesempatan untuk itu. Dia belum menduduki jabatan penting kan," ujar Hinca.

Seberapa tertarik Kamu untuk membeli mobil listrik?

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement