Sabtu 02 Dec 2017 21:17 WIB

Januari-Februari 2018 Jadi Puncak Musim Hujan di DIY

Rep: Neni Ridarineni/ Red: Elba Damhuri
Tim SAR gabungan dan warga berusaha mengevakuasi korban yang tertimbun longsor di Pendoworejo, Girimulyo, Kulonprogo, DI Yogyakarta, Kamis (30/11).
Foto: Antara/Andreas Fitri Atmoko
Tim SAR gabungan dan warga berusaha mengevakuasi korban yang tertimbun longsor di Pendoworejo, Girimulyo, Kulonprogo, DI Yogyakarta, Kamis (30/11).

REPUBLIKA.CO.ID, KULON PROGO - Angin ribut, banjir, dan longsor masih akan terjadi di wilayah DIY mengingat saat ini belum memasuki puncak musim hujan. Puncak hujan baru terjadi pada Januari 2018 dan berlangsung sampai Februari 2018.

"Maaf, sebetulnya kami tidak senang menyampaikan hal ini. Mohon informasi ini dijadikan sebagai kesiapsiagaan. Sekarang masih belum puncak musim hujan," kata Kepala BMKG Dwikorita Karnawati.

Dwikorita menyatakan ini di hadapan Gubernur DIY Sri Sultan Hamengku Buwono X, Bupati Kulon Progo Hasto Wardoyo, Plt Kepala BPBD DIY, dan para pejabat Pemda DIY maupun Kulon Progo serta masyarakat dan para pengungsi di Desa Panjatan Kecamatan Panjatan, Sabtu (2/12).

Ia mengungkapkan, yang menginformasikan kejadian siklon dan puncak musim hujan di DIY justru dari salah satu radar BMKG yang di Mlati, Sleman.

Dwikorita mengaku tidak tahu apakah pada Januari itu hanya puncak musim hujan tanpa disertai siklon atau disertai dengan siklon. Karena terjadinya siklon itu tidak diduga. Meskipun demikian, ia berharap masyarakat jangan panik.

Yang penting, kata Dwikorita, masyarakat siap siaga terutama persoalan banjir dan longsor di beberapa tempat. Angin ribut di Samudera Hindia bisa mencapai 4-6 meter.

"Kita perlu siap siaga, terutama bagi nelayan yang kapal kecil. Kulon Progo langganan longsor karena itu perlu dimitigasi dengan tepat," jelas Dwikorita.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement