Kamis 30 Nov 2017 20:53 WIB

PPP Usul Ridwan Kamil Tentukan Sendiri Wakilnya

(dari kiri) Sekjen PPP Arsul Sani, Walikota Bandung Ridwan Kamil, Bupati Tasikmalaya Uu Ruzhanul Ulum dan Ketua PPP Romahurmuziy menunjukan surat dukungan pada acara deklarasi cagub dan cawagub Jabar di Kantor DPP PPP, Jakarta, Selasa (24/10).
Foto: Republika/Prayogi
(dari kiri) Sekjen PPP Arsul Sani, Walikota Bandung Ridwan Kamil, Bupati Tasikmalaya Uu Ruzhanul Ulum dan Ketua PPP Romahurmuziy menunjukan surat dukungan pada acara deklarasi cagub dan cawagub Jabar di Kantor DPP PPP, Jakarta, Selasa (24/10).

REPUBLIKA.CO.ID,BANDUNG -- Partai Persatuan Pembangunan (PPP) mengusulkan kepada kandidat calon gubernur Jawa Barat M Ridwan Kamil (Emil) agar bisa memilih sendiri calon wakil gubernurnya tanpa melakukan konvensi atau menyerahkan ke musyawarah koalisi partai pengusung.

"Dengan menentukan sendiri Kang Emil kita yakini akan mampu memilih calon wakil gubernur yang tepat dan sesuai dengan kebutuhannya," kata Ketua Bidang Pemenangan Jawa Barat DPP PPP Dayat Hidayat, di Bandung, Kamis (30/11).

Menurut dia, Ridwan Kamil jangan menyerahkan penetapan calon wakil gubernur ke partai pengusung karena tidak akan ada titik temu. Ini juga ada kesan saat ini masing-masing partai akan bersikukuh untuk menjadikan kadernya sebagai pendamping Wali Kota Bandung tersebut. "PPP harga mati ingin Kang Uu, begitupun Golkar. Jadi ini enggak akan ketemu," kata Dayat.

Dia menuturkan dengan memilih sendiri pun, Emil bisa menilai obyektif kandidat yang dianggap paling tepat dengannya. "Kalau konvensi, siapa yang memberi penilaian bahwa calon ini tidak disukai Kang Emil" ujarnya.

Oleh karena itu, lanjut dia, Emil harus berani menggunakan hak prerogatif dalam memilih calon wakil gubernur. "Ruang ini harus diselesaikan Kang Emil. Kang Emil yang menentukan, bukan partai pengusung. Siapa yang cocok menurut dia dan siapa yang ratingnya paling baik berdasarkan hasil survei," katanya.

Ia mengatakan dengan memilih sendiri pun Emil tetap bisa menghitung popularitas dan elektabilitas calon wakilnya karena selama ini banyak lembaga survei yang telah mengumumkan hasil pilihan responden terkait Pilgub Jawa Barat 2018. "Apabila belum yakin juga, tinggal survei lagi dan dengan mengacu pada survei, tidak akan memakan waktu yang lebih lama," kata dia.

"Kalau faktanya hasil survei seperti itu, mau apalagi? Partai enggak bisa memaksakan kadernya kalau hasil surveinya jelek," ujarnya.

Ia menuturkan jika menggunakan cara konvensi, maka harus dilakukan dari sekarang dan sisa waktu jelang pendaftaran pasangan calon ke Komisi Pemilihan Umum tidak lama lagi. "Jika memang diadakan konvensi, sebaiknya dipercepat. Dengan dipercepat inipun, menurutnya akan menghindari ruang-ruang kosong yang rentan menimbulkan perdebatan di sesama partai pengusung," kata dia.

Kalau konvensi dilakukan, dia berharap pelaksanaannya sebaik mungkin dengan mengedepankan azas kejujuran dan keterbukaan. "Dapat dilakukan oleh pihak yang independent. Itu bisa menyelesaikan dan mengeliminir ketidakpuasan partai, karena itu jadi pilihan masyarakat," katanya.

Sementara itu, Koordinator Wilayah Banten, Jawa Barat, dan DKI Jakarta DPP PPP Nurhayati Monoarfa mengatakan, Uu Ruzhanul Ulum berada di posisi teratas berdasarkan hasil survei untuk kategori calon wakil gubernur.

Nurhayati mengaku pihaknya terus melakukan survei untuk mengetahui tren Uu Ruzhanul Ulum, calon wakil gubernur yang diusung PPP untuk menjadi pendamping Emil. "Alhamdulillah tren Pak Uu terus naik. Popularitas dan elektabilitasnya berada paling atas untuk posisi calon wakil gubernur," katanya.

Ia menilai, capaian ini tidak terlepas dari upaya sosialisasi yang terus dilakukan Uu dan PPP sebagai contohnya DPP PPP menginstruksikan kader dan struktur partai di daerah untuk memasang spanduk dan baligo Uu yang berdampingan dengan Emil.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement