Kamis 30 Nov 2017 00:47 WIB

Ini Dampak Badai Cempaka di Sejumlah Kota

Petugas BMKG (Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika) menunjuk area pergerakan badai Siklon Tropis Cempaka di Laboratorium BMKG Banten, di Serang, Selasa (28/11). Pihak BMKG merilis peringatan level Siaga cuaca ekstrem hingga tanggal 1 Desember akibat pergerakan Siklon Tropis Cempaka yang semakin besar di Selatan Pulau Jawa.
Foto: ANTARA FOTO/Asep Fathulrahman
Petugas BMKG (Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika) menunjuk area pergerakan badai Siklon Tropis Cempaka di Laboratorium BMKG Banten, di Serang, Selasa (28/11). Pihak BMKG merilis peringatan level Siaga cuaca ekstrem hingga tanggal 1 Desember akibat pergerakan Siklon Tropis Cempaka yang semakin besar di Selatan Pulau Jawa.

REPUBLIKA.CO.ID,  YOGYAKARTA -- Badai Cempaka memberikan dampak kerusakan besar di sejumlah wilayah di Tanah Air. Kerusakan ini terjadi di sejumlah titik mulai dari Yogyakarta sampai Bandung.

Gubernur DIY Sri Sultan Hamengku Buwono X telah menetapkan status siaga darurat bencana di seluruh DIY selama sepekan ke depan. Para bupati lantas diminta mengeluarkan SK sehingga dana darurat bisa segera dikeluarkan.

Berdasarkan pantauan Republika di Yogyakarta, sejumlah pos pengungsian dan dapur umum di Kulonprogo dan Gunung Kidul telah didirikan demi menanggulangi masyarakat yang terdampak. Selain pemotongan, pemangkasan, dan penyingkiran pohon-pohon tumbang dari jalan, petugas dan relawan telah melakukan evakuasi dan pertolongan kepada korban.

Longsor di jalur utama penghubung Ponorogo-Pacitan sempat membuat Pacitan terisolasi. Jalur utama yang berada di Desa Wates, Kecamatan Slahung, Kabupaten Ponorogo, ini adalah akses masuk menuju Kota Pacitan. Relawan MRI ACT, Haris, mengungkapkan, setelah pengerukan dilakukan sejak Rabu pagi, jalan sudah bisa dilewati.

Di Solo, BPBD Kota Solo mengalami kendala untuk penyediaan logistik bagi warga terdampak banjir. Kepala Pelaksana Harian BPBD Kota Solo Eko Prajudhy Noor Aly mengatakan, tim tanggap bencana sempat kebingungan menyediakan kebutuhan pengungsi karena tak mempunyai dana tunai. Sebab, seluruh pengelolaan dana kas BPBD saat ini telah menggunakan e-tunai.

"Ini yang jadi kendala kami. Warga //kan// tahunya ada untuk sarapan, sedang kami tak punya dana //cash// dan dana tanggap darurat masih dalam proses," kata Eko. BPBD pun menyiasatinya dengan berutang ke toko-toko sembako dan rumah makan.

Walau intensitasnya menurun, BPBD Jabar terus meningkatkan kewaspadaan menghadapi cuaca ekstrem. Menurut Kepala BPBD Jabar Dicky Sahromi, ia telah meminta semua BPBD di kabupaten/kota untuk bersiap siaga. BPBD Jabar bahkan membuat posko 24 jam agar tetap waspada menghadapi badai tersebut.

"Alhamdulillah, hingga saat ini di Jabar belum terjadi apa-apa dan itu yang kami harapkan. Namun, menghadapi fenomena siklon, kesiapsiagaan terus kami tambah," ungkap Dicky, Rabu (29/11).

BPBD Kabupaten Bandung mengimbau masyarakat di 31 kecamatan untuk lebih waspada dan siap siaga terhadap kondisi cuaca ekstrem yang tengah terjadi beberapa hari terakhir dan ke depan. Selain itu, pengaktifan kembali piket ronda malam bisa menjadi salah satu upaya pencegahan bencana pada malam hari.

(andrian saputra/arie lukihardianti/eric iskandarsjah/hartifiany praisra/muhammad fauzi ridwan/neni ridarineni/wahyu suryana)

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement