Rabu 29 Nov 2017 21:26 WIB

Bogor akan Bangun Pusat Ekonomi Kreatif

Rep: Adinda Pryanka/ Red: Elba Damhuri
Fashion Muslim, ilustrasi
Fashion Muslim, ilustrasi

REPUBLIKA.CO.ID, BOGOR -- Pemerintah Kota Bogor melalui Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar) berencana membangun pusat ekonomi kreatif di lokasi strategis. Kelak, pusat ini diharapkan bisa dimanfaatkan para pelaku ekonomi kreatif sebagai tempat berkumpul.

Kepala Disbudpar Kota Bogor Shahlan Rasyidi menjelaskan, pusat ekonomi kreatif ini rencananya dibangun di tiga tempat. Ketiganya adalah Lippo Mall Keboen Raya, The Jungle BNR, dan di Jalan Bina Marga.

"Tiga lokasi ini dirasa strategis secara geografis," kata Shahlan, Rabu (29/11).

Pusat ekonomi kreatif ini, disampaikan Shahlan, memiliki fungsi utama sebagai pusat pertemuan para pelaku ekonomi kreatif. Tidak sekadar area bercangkrama, melainkan untuk tempat menyelenggarakan workshop, seminar, diskusi dan temu bisnis maupun pelatihan.

Meski belum memiliki desain pasti, Shahlan memiliki bayangan, pusat ekonomi kreatif tersebut berupa ruangan luas yang memungkinkan para pelakunya bergerak leluasa. Rencana, tahun depan akan dimulai pembangunannya.

Sektor ekonomi kreatif sendiri memiliki 16 subsektor, termasuk fesyen, fotografi dan kuliner. Semuanya, disampaikan Shahlan, berkontribusi 32 persen terhadap pendapatan anggaran daerah.

Dengan dibangunnya sebuah pusat ekonomi ini, Shahlan menambahkan, pelaku ekonomi kreatif bisa terangsang untuk menghasilkan karya berupa produk maupun jasa yang lebih berkualitas dan bervariasi. Sekaligus menumbuhkan pelaku baru, ujarnya.

Rencana pembangunan pusat ekonomi kreatif ini mendapat apresiasi dan dukungan dari Wakil Wali Kota Bogor Usmar Hariman. Menurutnya, pusat itu sesuai dengan karakter dan misi kota Bogor sebagai kota jasa yang mulai fokus pada ekonomi kreatif.

Usmar menjelaskan, Bogor sudah dikenal sebagai kawasan pariwisata alam seperti Kebun Raya Bogor dan Situ Gede. Kalau didukung dengan ekonomi kreatifnya, seperti kerajinan tangan, permainan atau kuliner, pasti akan seiring, ucapnya.

Dari beberapa sub sektor ekonomi kreatif, Usmar menuturkan, kuliner masih menjadi sub yang berpotensi besar. Lapis talas, asinan dan roti unyil yang menjadi buah tangan utama dari Bogor telah memberikan kontribusi miliaran rupiah.

Tapi, Usmar menambahkan, bukan berarti subsektor lain tidak mempunyai potensi. Kerajinan tangan, misalnya. Meski kontribusinya setengah kuliner, ke depan, kerajinan tangan akan semakin diminati wisatawan, tuturnya.

Terkait rencana itu, DPRD memberikan apresiasinya. DPRD justru meminta Pemerintah Kota Bogor meningkatkan fokusnya terhadap pariwisata dan ekonomi kreatif. Sebab, potensi yang dimiliki Kota Hujan besar dan mampu menarik perhatian wisatawan mancanegara maupun lokal.

Anggota Komisi IV DPRD Atty Soemadikarya menuturkan, fokus terhadap pariwisata dan ekonomi kreatif sudah sepatutnya dilakukan pemerintah kota sejak jauh hari. Warisan budaya sampai alam yang kita miliki kan besar, sayang kalau dibiarkan, ucapnya.

Untuk pengembangan dua bidang itu, termasuk pusat ekonomi kreatif, Atty melihat, tidak akan membutuhkan biaya besar sehingga bisa dengan mudah disetujui DPRD. Terlebih, jika dilihat, pusat itu mempunyai potensi besar untuk meningkatkan perekonomian daerah.

Atty menganjurkan, pemerintah kota sebaiknya mengutamakan anggaran untuk pariwisata maupun ekonomi kreatif. Jangan untuk yang lain dulu. Memang sayang kenapa nggak dari dulu rencana ini ada, tapi harus dilanjutkan, tuturnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement