REPUBLIKA.CO.ID, LOMBOK BARAT -- Ketua Forum Tagana NTB Amran menyebutkan, jumlah pengungsi Bali yang masuk ke Lombok melalui jalur penyeberangan Pelabuhan Padangbai-Pelabuhan Lembar belum menunjukan angka yang signifikan. Hal ini terlihat dari data yang ada di posko pendataan pengungsi di Pelabuhan Lembar, Kabupaten Lombok Barat, yang telah berdiri sejak Ahad (27/11). "Sejak Ahad (27/11) hingga Rabu (29/11) pukul 16.00 WITA tercatat lima KK dengan 16 jiwa," ujar Amran di Pelabuhan Lembar, Lombok Barat, NTB, Rabu (29/11).
Amran menyebutkan, para pengungsi datang dari sejumlah desa di Karangasem, Bali dengan tujuan sejumlah wilayah di Lombok, mulai dari Kota Mataram, Lombok Barat, hingga Sumbawa. Amran membantah adanya gelombang pengungsi dari Bali yang masuk ke Lombok dalam jumlah ribuan.
Menurut Amran, jumlah itu merupakan data keseluruhan penumpang kapal. Kebanyakan, lanjut Amran, penumpang merupakan warga Lombok yang bekerja di Bali, dan pulang-pergi sepekan sekali. Amran menjelaskan, proses pendataan dilakukan begitu penumpang turun dari kapal. Sebelumnya, pengumuman juga telah mendapat informasi tentang adanya posko pendataan pengungsi kepada para penumpang kapal sesaat sebelum bersandar. "Setelah tiba di (Pelabuhan) Lembar, personel kita langsung jemput bola kepada penumpang yang merupakan pengungsi untuk di data," lanjut Amran.
Pendataan ini meliputi nama, alamat asal di Bali, jumlah keluarga yang dibawa, dan alamat tujuan selama di Lombok. Menurut Amran, pendataan ini penting dilakukan guna memudahkan koordinasi dan distribusi bantuan kepada para pengungsi dari Bali yang tiba di Lombok. Selain itu, data ini juga semakin antisipasi dan masukan kepada Pemda Bali, di mana warganya sementara waktu tinggal di Lombok hingga situasi kembali normal.