REPUBLIKA.CO.ID, LOMBOK BARAT -- Kementerian Sosial (Kemensos) mendirikan posko di Pelabuhan Lembar, Kabupaten Lombok Barat, NTB menyusul gelombang kedatangan pengungsi dari Bali ke Lombok. Posko tersebut beroperasi selama 24 jam.
"Posko ini dijaga Taruna Siaga Bencana (Tagana) untuk mendata pengungsi asal Bali yang datang ke Lombok lewat jalur laut menggunakan kapal ferry," ujar Menteri Sosial Khofifah Indar Parawansa, Selasa (28/11).
Khofifah mengatakan, pengungsi yang datang ke Lombok umumnya menuju ke rumah sanak saudara. Mereka memilih meninggalkan Bali dan menunggu kondisi Gunung Agung Kondusif. Hingga Selasa (28/11), jumlah pengungsi yang terdata semenjak status Gunung Agung naik dari siaga menjadi awas sebanyak 38.678 jiwa. Tersebar 225 titik pengungsian.
Khofifah mengimbau masyarakat tidak begitu saja percaya dengan berita di media sosial, namun mencari kebenaran informasi perkembangan kebencanaan melalui posko resmi Gunung Agung maupun pemberitaan di media-media terpercaya.
"Masyarakat harus tetap tenang namun waspada. Jangan mendekati zona merah bencana," lanjut Khofifah.
Khofifah menjamin cadangan beras pemerintah (CBP) cukup untuk memenuhi kebutuhan pengungsi Gunung Agung termasuk pengungsi terdampak dari banjir maupun longsor. Pemerintah saat ini memiliki CBP sebanyak 278 ribu ton beras.
Khusus Bali, sebanyak 11 dapur umum lapangan disiapkan di tujuh Kabupaten/Kota masing-masing Tabanan, Buleleng, Denpasar, Klungkung, Karangasem, Gianyar, dan Bangli.
"Saat ini penanganan pengungsi dipimpin langsung Direktur Perlindungan Sosial Korban Bencana Alam (PSKBA) Kemensos, Margowiyono," lanjut Khofifah.
Ketua Forum Tagana NTB, Amran (38) mengatakan posko 24 jam tersebut didirikan tidak sekadar melakukan pendataan, namun juga menampung sementara pengungsi sebelum akhirnya berpindah ke rumah kerabat mereka.
"Sejak Ahad, (26/11), posko ini didirikan. Yang berjaga adalah Tagana asal Lombok secara bergantian," ujar Amran.
Amran mengatakan, posko tersebut menyediakan permakanan bagi para pengungsi yang berdatangan. Kepada para pengungsi juga dibagikan masker guna mencegah infeksi saluran pernapasan akut (ISPA) akibat guyuran abu vulkanik Gunung Agung.