REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Seorang terduga teroris, Nurul Hadi yang ditangkap di Bandara Supadio Kalimantan Barat pada Senin (28/11) lalu sempat menitipkan keluarganya sebelum akhirnya ditangkap Detasemen Khusus 88 Antiteror. Pria 36 tahun itu disebut menitipkan keluarganya terlebih dahulu sebelum diduga bertolak menuju Marawi, Filipina.
"Kita mengindikasikan dia menitipkan keluarganya dia mau berjihad. Sebelum pergi titipkan keluarganya," ucap Kepala Divisi Humas Polri Inspektur Jenderal Polisi Setyo Wasisto di Mabes Polri, Jakarta, Selasa (28/11).
Namun, Setyo mengaku belum mendapatkan informasi rinci mengenai identitas maupun jumlah anggota keluarga yang dititipkan. Nurul Hadi sendiri, berdasarkan paspornya bernomor AP 491045 diketahui lahir di Sekuduk pada 07 Juni 1981.
Baca, Seorang Terduga Teroris Ditangkap di Bandara Supadio.
"Info dari Densus, dia berangkat sudah pamitan dia mau berjihad, menitipkan keluarganya, tolong diurus," kata Setyo menuturkan.
Nurul Hadi akan berangkat ke Kuching International Air Port dari Bandara Internasional Supadio menggunakan Pesawat Air Asia dengan nomor penerbangan AK-1029. Pada pukul 11.30 WIB terduga teroris Nurul Hadi dibawa ke Polda Kalbar untuk dilaksanakan pendalaman lebih lanjut.
Saat ini, Nurul Hadi masih diamankan di Polda Kalimantan Barat. "Belum ditahan karena kita punya waktu 7 x 24 jam untuk melihat apakah punya indikasi kuat masuk jaringan teroris atau tidak," kata Setyo.