Selasa 28 Nov 2017 15:27 WIB

Korban 'Adu Kebal' di Rumpin Dikenal Sebagai Anak Baik

Rep: Adinda Pryanka/ Red: Endro Yuwanto
Korban meninggal (ilustrasi)
Foto: www.123rf.com
Korban meninggal (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, BOGOR -- Korban perkelahian antarpelajar di Rumpin, Bogor, pada Jumat (24/11), ARS (16 tahun), dikenal sebagai siswa yang baik di sekolahnya, SMP Islam As. Ia juga kerap membantu kondisi perekonomian keluarganya dengan berjualan es cendol tiap akhir pekan.

Guru Bimbingan Konseling (BK) SMP Islam As, Hendri Purnomo, menjelaskan, ARS merupakan ketua kelas di kelas 9. "Secara pubertas pun, ia tidak malu membantu keluarga dengan berjualan es cendol di hari Ahad," ujarnya saat ditemui Republika.co.id di sekolah, Selasa (28/11).

Saat mengonfirmasi kepada pihak orang tua, Hendri menjelaskan, ARS diketahui sebagai anak berbakti dan tipikal pendiam. Sifat itu membuatnya disayangi keluarga besar.

Menurut informasi beredar, pertikaian antarpelajar dua sekolah yang melibatkan ARS merupakan ajang adu kebal. "Untuk pengaruhnya dari mana juga, saya tidak bisa menjelaskan karena sedang didalami. Tapi, di sini tidak ada kepercayaan itu," ungkap Hendri.

Hendri menuturkan, pihak sekolah baru mengetahui bahwa anak didiknya ada yang terlibat perkelahian pada sore hari sekitar pukul 17.30 WIB. Informasi itu menyebutkan, ARS sudah berada di Puskesmas Rumpin dengan kondisi terkena luka bacokan.

Inspektur Investigasi Inspektorat Jendral Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, Fuad Wiyono, menjelaskan, korban pun diketahui memiliki rasa setia kawan yang tinggi. "Ini menurut penuturan seorang sahabatnya, MT, yang satu kelas dengan ARS," tuturnya.

Dari MT, Fuad menjelaskan, diketahui bahwa adu kekebalan sebenarnya sudah menjadi isu hangat di kalangan murid. Hanya, pengajar tidak mengetahui dan memahaminya secara mendalam.

Tapi, Fuad menuturkan, kasus perkelahian antarpelajar di Rumpin ini tidak bisa disalahkan begitu saja ke satu pihak. Ini karena pergaulan di luar juga. "Ada triangulasi di sistem pendidikan kita, yakni orang tua, keluarga dan masyarakat. Semua terlibat dalam membentuk karakter anak," jelasnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement