Selasa 28 Nov 2017 05:59 WIB

Tim Dompet Dhuafa Bersiaga di Kawasan Bencana Gunung Agung

Sejumlah warga beraktivitas di sekitar rumahnya dengan latar belakang Gunung Agung meletus di Desa Datah yaitu desa yang termasuk dalam kawasan rawan bencana, Karangasem, Bali, Senin (27/11).
Foto: Antara/Nyoman Budhiana
Sejumlah warga beraktivitas di sekitar rumahnya dengan latar belakang Gunung Agung meletus di Desa Datah yaitu desa yang termasuk dalam kawasan rawan bencana, Karangasem, Bali, Senin (27/11).

REPUBLIKA.CO.ID, DENPASAR -- Tim Disaster Management Center (DMC) Dompet Dhuafa bersiaga di lokasi kawasan bencana sejak Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana menyatakan Gunung Agung kembali berstatus Level IV (Awas).

"PVMB Badan Geologi Kementerian ESDM sejak Senin (27/11) pagi menaikkan kembali status Gunung Agung ke Level IV, kami segera melakukan koordinasi internal dan meluncur ke Pos Induk di Tanah Ampo, Karangasem guna melakukan tindakan membantu pengungsi di kawasan rawan bencana tersebut," kata Manager Respon DMC Dompet Dhuafa Fadillah Rahman ketika dikonfirmasi dari Denpasar, Selasa (28/11).

Tim DMC dibantu sukarelawan juga membagikan masker kepada warga masyarakat ke daerah KRB dalam evakuasi. Ke depan pihaknya akan terus memantai aktivitas respons lanjutan yang digodok bersama tim sukarelawan lainnya.

"Pos sukarelawan juga sudah kami buka guna membantu warga yang terdampak meletusnya Gunung Agung. Lokasi itu berada di Jalan Diponegoro Nomor 17X Kota Amlapura, Kabupaten Karangasem, Bali," ujarnya.

Dengan adanya pos tersebut, kata Fadillah, makin memudahkan koordinasi dan langkah respons cepat untuk korban terdampak erupsi tersebut.

"Kami akan terus bekerja sama dalam evakuasi warga dengan Posko Induk Tanah Ampo, dan juga rencananya akan kerja sama dalam hal pengolahan data," ucapnya.

Sebelumnya, Kepala Pusat Data Informasi dan Humas Badan Nasional Penanggulangan Bencana Sutopo Purwo Nugroho menyebutkan terhitung sejak Senin (27/11) status Gunung Agung dinaikkan dari Siaga (Level III) menjadi Awas (Level III).

Perubahan status ini berkaitan dengan naiknya aktivitas gunung tersebut. Tingkat erupsi Gunung Agung yang sebelumnya berada di fase freatik, kini menjadi di fase magmatik sejak adanya pancaran api di puncak gunung tertinggi di Bali itu.

Ia mengatakan bahwa erupsi fase magmatik disertai kepulan abu tebal terus menerus mengepul hingga ketinggian 2.000 s.d. 3.400 meter dari puncak, dan kadang disertai erupsi eksplosif disertai suara dentuman lemah yang terdengar sampai jarak 12 km dari puncak.

"Sinar api makin sering teramati pada malam hari berikutnya. Ini menandakan potensi letusan yang lebih besar akan segera terjadi," katanya.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement