Selasa 28 Nov 2017 00:05 WIB

Erupsi Gunung Agung Buat Warga Malaysia Tertahan di Lombok

Sejumlah penumpang turun dari pesawat Lion Air setelah gagal berangkat menuju ke Surabaya setelah penutupan Bandara Internasional Lombok, Nusa Tenggara Barat, Minggu (26/11).
Foto: Antara/Syaiful Arif
Sejumlah penumpang turun dari pesawat Lion Air setelah gagal berangkat menuju ke Surabaya setelah penutupan Bandara Internasional Lombok, Nusa Tenggara Barat, Minggu (26/11).

REPUBLIKA.CO.ID, KUALALUMPUR -- Beberapa warga Malaysia tertahan di Bandara Internasional Lombok, Nusa Tenggara Barat (NTB), menyusul penutupan bandara tersebut setelah erupsi Gunung Agung, di Kabupaten Karangasem, Bali.

"Semestinya kami terbang ke Kuala Lumpur pada jam 12.15 tengah hari tetapi hingga kini masih terkandas di lapangan terbang," kata warga Suliana Baharom Ulom (33) ketika dihubungi Berita Harian, Senin (27/11).

Eksekutif perusahaan telekomunikasi itu berkata, dia ke Lombok bersama adiknya, Muhammad Al-Amin, adik ipar, Norizzati Razali dan rekan adiknya, Muhammad Fahmi Ali, untuk berlibur pada 22 November lalu menggunakan maskapai AirAsia dan seharusnya sudah pulang ke Malaysia, Ahad (26/11) malam.

Suliana mengatakan dirinya tidak tahu penerbangan dibatalkan sehingga datang ke Bandara Internasional Lombok pada jam 11.00 pagi.

"Kami tidak membuat persediaan apa-apa sebab memang tak tahu penerbangan batal. Banyak juga warga Malaysia yang bernasib sama. Keadaan di lapangan terbang juga agak kucar-kacir dan para penumpang pergi ke konter untuk bertanya mengenai penerbangan mereka," katanya.

Ia mengatakan setelah diberitahukan mengenai pembatalan tersebut mereka kemudian membeli tiket ke Jakarta menggunakan maskapai Batik Air pada jam 06.55 petang sebagai alternatif, namun penerbangan tersebut turut ditunda menyebabkan mereka rugi kira-kira RM 3.000 atau Rp 9.864.000.

"Jika menggunakan jalan darat ke Surabaya memakan waktu 24.00 jam. Kalau naik kapal ke Bali di sana akan terkandas juga. Jadi, kami tawakal saja. Mungkin kami hanya akan tinggal di lapangan terbang saja atau cari hotel berdekatan untuk membersihkan diri," katanya.

Sementara itu, Nabilah Abdul Razak (28), dan adiknya Muhd Farhan (20), yang berlibur di Bali juga tidak dapat pulang ke Malaysia menyusul penutupan Bandara Ngurah Rai.

"Saya tahu penerbangan pulang dibatalkan karena ada sepupu kerja di AirAsia, tetapi saya tetap ke lapangan terbang sebab mau tukar tiket penerbangan," katanya.

Dia dan adiknya mengambil keputusan untuk menaiki bus ke Surabaya yang bakal menempuh perjalanan kira-kira 11 jam untuk kemudian menggunakan penerbangan Malaysia Airlines ke Kuala Lumpur.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement