Senin 27 Nov 2017 10:39 WIB

Prof Rhenald Kasali: Masa Depan Itu Ada di Desa

Acara peragaan busana di Desa Wisata Tegalrejo, Kec. Gedangsari, Kab. Gunungkidul, Daerah Istimewa Yogyakarta. (ilustrasi)
Foto: dok. Astra International
Acara peragaan busana di Desa Wisata Tegalrejo, Kec. Gedangsari, Kab. Gunungkidul, Daerah Istimewa Yogyakarta. (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, BANTUL – Pembangunan kawasan perdesaan harus menjadi arus utama pembangunan nasional. Dengan berbagai potensinya, kawasan perdesaan bisa menjadi sumber kesejahteraan bangsa di masa mendatang.  

“Di kota akan terjadi pengurangan tenaga kerja kaum muda karena teknologi. Desa memilki tiga keunggulan strategis yakni udara bersih, air bersih, dan pangan sehat yang jika dikelola dengan baik bakal menentukan nasib bangsa ini ke depan,” ujar Guru besar Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Universitas Indonesia Prof Rhenald Kasali Phd, di acara Rembug Desa 2017, di Kampoeng Mataraman, Desa Panggungharjo, Sewon, Bantul, DIY,  (27/11).

Rhenald mengatakan di masa lalu masyarakat berbondong-bondong meninggalkan desa untuk mencari peluang hidup lebih baik di kawasan perkotaan. Mereka seolah menyerah begitu saja dengan segala keterbatasan di kawasan perdesaan.

Namun akhir-akhir ini fenomena itu mulai berubah. Dengan perkembangan teknologi, berbagai keterbatasan di desa mulai diubah. Jika sebelumnya produk perdesaan hanya dibeli murah karena panjangnya rantai distribusi, kini dengan perkembangan internet bisa dijual langsung ke end user dengan nilai lebih tinggi.

“Sarjana pertanian yang dulu tidak tertarik di desa kini mereka berlomba untuk kembali ke desa. Karena saat ini mereka bisa menjual produk mereka secara langsung ke konsumen dengan kekuatan informasi berbasis internet,” ujarnya mellaui rilis yang dikirim Kemendes PDT kepada Republika.co.id.

 

Potensi wisata di kawasan perdesaan, lanjut Rhenald juga begitu besar. Menurutnya di berbagai belahan dunia potensi terbesar dari produk wisata adalah wisata domestik. Desa-desa di pelosok nusantara menyimpan berbagai produk wisata mulai dari wisata alam, wisata budaya, wisata kuliner, hingga wisata religi.

Dengan berbagai inovasi dan kreativitas masyarakatnya, potensi-potensi wisata tersebut kini dengan cepat tersebar ke berbagai negara.

“Saya kagum dengan betapa kreatifnya warga desa. Jika dulu kita hanya bisa foto di atas air, kini ada desa yang menyediakan wahana wisata untuk selfie di dalam air. Berbagai inovasi ini akan mempercepat kemajuan kawasan perdesaan,” ujarnya.

Pakar disrupsi ini mendorong peran kaum muda untuk aktif mengembangkan kawasan perdesaan. Menurutnya sudah saatnya generasi tua memberikan kesempatan bagi kaum muda untuk melakukan perubahan di desa-desa. Kaum muda mempunyai potensi untuk lebih berkembang karena tidak mempunyai beban masa lalu.

“Kaum muda mempunyai potensi pemikiran dan imajinasi yang tidak dimiliki kaum tua. Kekuatan pemikiran dan imajinasi inilah yang akan lebih menentukan masa depan dibandingkan kekuatan modal sekalipun,” tukasnya.

Dalam kesempatan itu Rhenald juga mengapresiasi alokasi dana desa yang terus dikucurkan oleh pemerintah. Menurutnya tiga tahun alokasi dana desa ini telah mengubah waja desa.

Berbagai infrastruktur dasar telah terbangun, fasilitas-fasilitas pendidikan dan kesehatan tersedia, bahkan kini telah ada badan usaha milik desa (Bumdesa) yang siap memfasilitas ketersediaan pasar bagi berbagai produk kawasan perdesaan.

sumber : rilis kemendes PDT
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement