Senin 27 Nov 2017 01:49 WIB

Kader Golkar Mulai Pertimbangkan Sosok Pengganti Setnov

Rep: Fauziah Mursid/ Red: Hazliansyah
Tersangka kasus korupsi KTP Elektronik Setya Novanto didalam mobil seusai menjalani pemeriksaan di gedung KPK, Jakarta, Jumat (24/11).
Foto: Mahmud Muhyidin/Republika
Tersangka kasus korupsi KTP Elektronik Setya Novanto didalam mobil seusai menjalani pemeriksaan di gedung KPK, Jakarta, Jumat (24/11).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Desakan pergantian kepemimpinan di Partai Golkar terus menguat setelah ditahannya Setya Novanto karena kasus dugaan korupsi KTP elektronik. Sejumlah nama pun mulai muncul ke publik dan dianggap dapat membawa Golkar bangkit, meski mekanisme pergantian melalui musyawarah nasional luar biasa (Munaslub) belum jelas kapan waktunya.

Satu dari sejumlah nama muncul yang disebut tepat menggantikan Novanto adalah Menteri Perindustrian Airlangga Hartanto. Dalam beberapa kali kesempatan bahkan, Airlangga pun meski belum tegas, mengaku siap jika nantinya dipilih menjadi ketua umum.

Ketua Dewan Pimpinan Daerah Partai Golkar DKI Jakarta, Fayakhun menilai sosok Airlangga mampu menjawab tantangan politik serta membaca tuntutan zaman serta sesuai dengan selera zaman Now.

"Airlangga sosok yang sangat familiar dengan dunia teknologi informasi. Dia tak hanya mengerti, tapi adalah pengusaha yang memanfaatkan kecanggihan digital baik dalam bisnis, organisasi, maupun dalam mengemban tugas-tugas negara," ujar Fayakhun dalam keterangan tertulis yang diterima wartawan pada Ahad (26/11).

Tak hanya itu, Airlangga juga dinilai Fayakhun mewakili generasi milenial yang trendi, bersahabat dan tidak berjarak. Kecerdasan dan serta intelektual dalam berkomunikasi dan bergaul yang dimiliki Airlangga juga membuat ia siap selalu berdialog kapan pun.

"Era milinial adalah era transparan dan dialogis. Ketua Umum harus siap berdialog secara cerdas kapan pun, dimanapun, dan dalam kondisi apapun. Airlangga mempunyai kemampuan untuk itu.

Sementara Ketua Dewan Pimpinan Pusat Partai Golkar Agus Gumiwang Kartasasmita mengatakan, sumber dari semua krisis di Golkar adalah kesalahan filosofi politik yang dianut Partai Golkar, yaitu Suara Golkar, Suara Rakyat. Seharusnya ujar dia, filosofi yang benar adalah suara rakyat adalah suara Partai Golkar.

"Platform itu menyalahi karakter Partai Golkar sebagai partai politik yang sudah seharusnya mengikuti suara rakyat, bukan rakyat yang mengikuti kepentingan partai," kata Agus.

Karenanya, demi membawa amanat kepemimpinan Partai Golkar ke depan, perlu figur yang dapat mengemban visi filosofis tersebut. Sosok Airlangga Hartanto kata Agus, dapat memperbaiki Partai Golkar.

"Saya yakin, apabila Munaslub digelar, tokoh partai seperti Airlangga Hartarto yang dapat menyelamatkan Partai Golkar dari salah arah dalam berpolitik selama tujuh tahun terakhir ini," kata Sekretaris Fraksi Partai Golkar di DPR tersebut.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement