Ahad 26 Nov 2017 21:47 WIB

Dua Nelayan Hilang Setelah Tersambar Petir di Selat Malaka

Nelayan (ilustrasi)
Foto: ANTARA
Nelayan (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, RANTAUPRAPAT -- Dua nelayan dari Desa Simandulang, Kecamatan Kualuh Leidong, Kabupaten Labuhanbatu Utara, hilang setelah sampan yang mereka tumpangi tersambar petir saat mencari ikan di perairan Selat Melaka.

"Sampan itu membawa tiga nelayan, yakni Rusli Nasution yang ditemukan selamat oleh nelayan tradisional asal Kabupaten Asahan. Sedangkan, Ruslan Nasution dan Yusni Tanjung masih dalam pencarian," kata Kapolres Labuhanbatu AKBP Frido Situmorang yang dihubungi di Rantauprapat, Ahad (26/11).

Menurut dia, Polair Polres Labuhanbatu bersama Tim Basarnas Provinsi Riau, TNI AL dan masyarakat nelayan masih mencari dua korban di perairan Selat Malaka sebelah Timur Pulau Jemur, Kabupaten Rokan Hilir, Provinsi Riau.

Dia menjelaskan, para nelayan itu mencari ikan bersama-sama masyarakat nelayan dari Desa Simandulang . Sampai saat ini pihaknya masih menyelidiki serta meminta keterangan sejumlah saksi penyebab karamnya sampan mereka.

Sementara itu, Kepala Desa Simandulang Sangkot Batubara mengatakan, sampan nelayan tradisional yang mengangkut tiga orang itu berangkat pada hari Jumat (24/11) sekira jam 14.00 WIB bersama puluhan nelayan di daerahnya mencari ikan.

Saat pasang surut air laut atau pasang mati, warga desa yang mayoritas pencariannya dari mencari ikan itu berlayar hingga ke perairan Selat Malaka.

Menurutnya, pada bulan-bulan tertentu banyak ditemukan ikan yang bernilai ekonomis tinggi di Pulau Jemur, Provinsi Riau yang jarak tempuhnya sekira delapan jam dari Desa Simandulang, Kabupaten Labuhanbatu Utara.

Banyak warga desa dan daerah lain berbondong-bondong ke perairan itu memancing mencari ikan selama tiga hari untuk menambah penghasilan ekonominya, namun pada hari itu sampan yang ditumpangi korban berada jauh dari lokasi biasanya.

"Korban jauh dari lokasi memancingnya dan tersambar petir," kata Sangkot Batubara yang masih punya hubungan kekerabatan dengan korban Yusni Tanjung.

Dia menjelaskan, pada hari nahas itu cuaca dalam keadaan hujan gerimis, tiba-tiba petir datang menghantam sampan sehingga mengakibatkan mereka lemas terluka.

Setelah terombang-ambing selama satu jam, Rusli Nasution yang masih berada diatas fiber akhirnya tersadar dan terbangun menggerak-gerakan tubuh dua rekannya didekat sampan yang rusak parah untuk mengajak pulang. Namun, korban Ruslan dan Yusni yang masih berhubungan kekerabatan itu tidak bergerak. 

Setelah itu, datang nelayan dari Kabupaten Asahan yang melintas dan membantu menghantar Rusli ke sampan nelayan di desanya, sementara tubuh kedua rekannya tersebut tidak ditemukan lagi.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement