Sabtu 25 Nov 2017 21:02 WIB

Malam Ini, 16 Penerbangan Internasional di Bali Ditunda

Rep: Mutia Ramadhani/ Red: Endro Yuwanto
Gunung Agung di Kabupaten Karangasem, Provinsi Bali akhirnya meletus. Puncak tertinggi di Pulau Dewata itu mengeluarkan asap hitam pada Selasa (21/11) sore, pukul 17.35 WITA dalam kondisi level siaga atau level tiga.
Foto: dok. PVMBG
Gunung Agung di Kabupaten Karangasem, Provinsi Bali akhirnya meletus. Puncak tertinggi di Pulau Dewata itu mengeluarkan asap hitam pada Selasa (21/11) sore, pukul 17.35 WITA dalam kondisi level siaga atau level tiga.

REPUBLIKA.CO.ID,  KARANGASEM -- Sebanyak 16 penerbangan internasional dari dan menuju Bali ditunda menyusul letusan freatik kedua Gunung Agung yang terjadi Sabtu (25/11) sekitar pukul 17.20 WITA. Ini merupakan keputusan sepihak dari maskapai asing.

"Keenam belas penerbangan internasional itu berasal dari empat grup maskapai, yaitu Jetstar, Virgin Air, Qantas, dan KLM," kata Communication & Legal Section Head Bandara I Gusti Ngurah Rai, Arie Ahsanurrohim, Sabtu (25/11).

Tujuh penerbangan merupakan rute keberangkatan dari Bandara Internasional I Gusti Ngurah Rai, yaitu empat penerbangan Jetstar, dan masing-masing satu penerbangan menggunakan maskapai KLM, Qantas, dan Virgin Air. Tujuannya kebanyakan kota-kota di Australia, yaitu Darwin, Sydney, Perth, Adelaide, Melbourne, Townsville. Termasuk penerbangan ke Singapura.

Sembilan penerbangan merupakan rute menuju Bali, terdiri dari lima penerbangan Jetstar, tiga penerbangan Virgin Air, dan satu penerbangan KLM. Keberangkatan terakhir malam ini pukul 00.12 WITA. "Penerbangan domestik masih lancar," kata Arie.

Sejauh ini, kata Arie, penerbangan domestik masih beroperasi normal dari sisi bandara dan ruang udaranya. Pembatalan atau penundaan penerbangan dari maskapai asing Australia merupakan kebijakan sepihak yang tentunya diawali preliminary evaluasi risiko penerbangan dari dan ke Bali.

Otoritas bandara langsung melakukan pemeriksaan dan pengambilan sampel abu vulkanik (paper test) di kawasan bandara yang mendapat penghargaan The 3rd World Best Airport 2016 dari Airport Council International (ACI) tersebut. Hasilnya tidak ditemukan indikasi abu vulkanik di areal bandara. "Tidak ada ditemukan abu vulkanik di kawasan bandara. Laporan visual dari pilot juga normal. Harapannya kondisi Gunung Agung semakin menurun," kata Arie.

Kepala Pusat Data, Informasi, dan Hubungan Masyarakat di Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), Sutopo Purwo Nugroho mengatakan Australia memiliki aturan lebih ketat dibanding Indonesia terkait dampak sebaran abu dari erupsi gunung berapi.

Sutopo mencontohkan saat Gunung Raung di Jawa Timur dan Gunung Barujari di Nusa Tenggara Barat meletus, maskapai Australia terbanyak menunda dan membatalkan penerbangan. "Padahal Bandara Ngurah Rai saat itu dinyatakan masih beroperasi normal," katanya

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement