REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kepala Kepolisian Daerah Metropolitan Jakarta Raya Inspektur Jenderal Polisi Idham Aziz menyambangi Gedung Komisi Pemberantasan Korupsi, Jakarta, Jumat (24/11). Kapolda Metro menegaskan sudah mengetahui para pelaku penyiraman terhadap penyidik senior KPK Novel Baswedan.
"Dari beberapa saksi yang kita lakukan (pemeriksaan) dua-tiga bulan belakangan ini lalu mengerucut pada dua orang yang diduga sebagai pelaku penyiraman terhadap korban," ujar Idham dalam jumpa pers bersama Ketua KPK Agus Rahadjo, Jumat.
Idham lalu menunjukkan kepada awak media lembaran gambar sketsa dua orang yang diduga sebagai pelaku. Menurut dia, persentase keterlibatan dua orang itu dalam penyiraman Novel mencapai 90 persen. Semua, lanjut Idham, didasari oleh keterangan saksi.
Dalam dua foto terduga pelaku yang disebarkan polisi terlihat, satu pelaku berambut pendek dengan warna kulit cokelat kehitaman. Pelaku lainnya berambut agak panjang, lebih muda dari pelaku yang pertama.
Ihwal motif pelaku, dia menjelaskan, Polda Metro Jaya belum mengetahui secara perinci. Sebab, motif baru bisa diketahui setelah pelaku berhasil ditangkap. Meski begitu, Polda Metro Jaya terus melakukan pemetaan untuk mengetahui motif tersebut.
Ia pun meminta kepada masyarakat memberikan informasi kepada pihak kepolisian jika mengetahui keberadaan kedua orang tersebut. Polisi membuka hotline 081398844474 yang berjalan sepanjang waktu 24 jam. Akan ada operator tersendiri untuk kasus ini yang bertugas di ruangan.
"Kami harap kerja sama dan bantuan dari masyarakat untuk bisa memberi informasi kepada jajaran Polda atau teman-teman di KPK kalau bisa memberi informasi tadi," kata Idham menambahkan.
Novel disiram air keras oleh dua orang pengendara motor seusai shalat Subuh berjamaah di Masjid Al-Ihsan, Kelapa Gading, Jakarta Pusat, tidak jauh dari rumahnya. Mata Novel pun mengalami kerusakan parah sehingga harus menjalani perawatan di Singapore National Eye Centre (SNEC) sejak 12 April 2017 sampai dengan sekarang.
Lamanya rentang waktu yang dibutuhkan Polda Metro Jaya untuk mengungkap kasus ini menjadi sorotan banyak pihak. Bahkan, Novel sendiri mengaku tidak yakin kasus tersebut bakal terungkap. Meskipun begitu, Presiden Joko Widodo sudah beberapa kali meminta Kapolri Jenderal Polisi Muhammad Tito Karnavian serius menyelidiki kasus ini.
Menurut Idham, rentang waktu tujuh bulan memang terasa lama. Akan tetapi, lanjut dia, banyak kasus yang terjadi di Indonesia ataupun di luar negeri yang baru terungkap setelah bertahun-tahun. Sebagai bukti keseriusan, Idham menjelaskan, Polda Metro Jaya mengerahkan satu tim yang terdiri atas 167 orang meliputi penyelidik dan penyidik (Polda Metro Jaya dan Polres Metro Jakarta Utara) serta bantuan personel dari Mabes Polri.
Polda Metro Jaya dalam melaksanakan penyelidikan dan penyidikan kasus Novel juga diawasi langsung dan diaudit investigasi oleh Mabes Polri. Lebih lanjut, dia menambahkan, Polda Metro Jaya juga dibantu oleh Australia Federal Police (AFP) dan tim Inafis Mabes Polri. Sebab, beberapa CCTV di tempat kejadian perkara sulit untuk ditelaah secara mandiri.