REPUBLIKA.CO.ID, PURWAKARTA -- Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Purwakarta berencana menambah hotel gantung (skylodge) yang berada di Gunung Parang, Kecamatan Tegalwaru. Saat ini, hotel yang sudah resmi bisa dipesan baru satu unit. Namun, masih ada 10 unit lagi yang sedang tahap pembangunan.
Bupati Purwakarta Dedi Mulyadi mengatakan, targetnya ada 99 unit hotel gantung yang akan disiapkan. Tetapi, karena keterbatasan anggaran dan aturan, maka pembangunannya dicicil. Disesuaikan dengan kemampuan finansial.
"Uangnya diirit-irit, karena finansialnya terbatas," ujar Dedi Mulyadi kepada Republika.co.id, Kamis (23/11).
Tetapi, kedepan bisa saja pengelola Gunung Parang mendapat bantuan kegiatan. Supaya bisa membangun hotel gantung sesuai dengan kebutuhan. Misalkan, untuk biaya satu unitnya sampai Rp 200 juta, yang dibutuhkan 10 unit, maka pemkab bisa sediakan Rp 2 miliar.
Menurut Dedi, saat ini Gunung Parang semakin terkenal. Dulu, gunung batuan andesit ini terkenal karena memiliki ketinggian dan kemiringan sempurna bagi para pecinta panjat tebing. Sekarang, makin terkenal lagi dengan adanya hotel gantung yang hampir mirip dengan di Peru.
"Hotel gantung ini yang pertama di Indonesia. Di dunia, baru ada di Peru. Kita sudah punya yang seperti ini," ujarnya.
Dengan adanya hotel gantung ini, Dedi juga tertantang untuk memanjat Gunung Parang. Serta merasakan sensasi menginap di hotel yang menempel dengan batuan andesit tersebut. Dalam waktu dekat, dirinya akan segera naik gunung untuk bisa merasakan tidur di atas ketinggian 500 mdpl.