REPUBLIKA.CO.ID, PADANG - Kota Padang, Sumatra Barat mengalami kekurangan lahan pangan yang produktif. Catatan Pemerintah Kota Padang, lahan pertanian di dalam kota hanya mampu memenuhi 30 persen kebutuhan pangan. Sisanya, 70 persen komoditas pangan masih harus dipasok dari luar Padang.
Melihat kondisi ini, Wali Kota Padang Mahyeldi Ansharullah meminta warganya untuk memanfaatkan lahan kosong di sekitar rumah sebagai area produktif pertanian dan perkebunan. Pemanfaatan lahan yang masih menganggur diharapkan bisa mengurangi ketergantungan Kota Padang terhadap pasokan pangan dari daerah lain. Langkah ini juga diharapkan bisa menjaga stabilitas harga pangan.
"Masyarakat diharapakan bisa memanfaatkan lahan produktif di sekililing rumah," kata Mahyeldi, Kamis (23/11).
Tak hanya urusan pemanfaatan lahan kosong, Mahyeldi menilai penting pembinaan terhadap masyarakat. Ia meminta jajarannya hingga level RT/RW untuk bisa memberikan edukasi yang baik kepada masyarakat terkait pemanfaatan lahan di sekitar rumah untuk produksi pangan.
Kepala Dinas Pangan Kota Padang Zalbadri mengatakan, saat ini Kota Padang masih memiliki dua kelurahan yang terkendala dalam menyediakan bahan pangan ini. Keduanya yakni Kelurahan Bukit Gado-Gado Padang Selatan dan Kelurahan Bungus Padang Selatan. "Di dua kelurahan ini masih rentan terhadap bahan pangan. Ini diakibatkan akses jalan yang susah. Selain itu juga sosial masyarakat yang kurang baik," katanya.
Zalbadri menambahkan, sejauh ini Dinas Pangan Kota Padang sudah melakukan usaha melalui Dinas Pertanian Provinsi Sumatra Barat dengan memberikan bibit tanaman berupa bibit manggis, pepaya, dan benih ikan. "Diharapkan ini mampu menunjang ketersediaan pangan di Kota Padang yang berbasis lokal, bergizi, dan berimbang," jelasnya.